Apakah Kontrak Sah Pembalap di MotoGP dan F1 Sudah Tak Punya Harga Diri? Ini Contohnya

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 27 Oktober 2020 | 11:46 WIB

Kontrak Sah Pembalap Sudah Tak Punya Harga Diri di MotoGP dan F1? (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Mendapat kursi di ajang balap sekelas Formula 1 dan MotoGP ternyata tidak melulu harus dengan mengisi lowongan alias kursi kosong di suatu tim.

Akhir-akhir ini, ada beberapa kejadian para pembalap yang punya kontrak sah didepak tim atau pabrikan demi pembalap lain.

Di MotoGP misalnya, kejadian Karel Abraham di tim Avintia akhir 2018 lalu, yang sebenarnya tetap memenuhi kewajiban kontraknya sebagai pay rider.

Karel Abraham harus rela kursi sahnya direbut Johann Zarco yang punya dukungan besar dari Ducati.

Baca Juga: Akhir Pekan Ini Ada F1 Emilia Romagna 2020 di Sirkuit Imola , Sesi Latihan Hanya Satu Kali!

Sebelumnya, Johann Zarco juga dengan mudah nego soal kontraknya untuk diperpendek menjadi 1 musim saja di KTM.

Di akhir 2017, Sam Lowes juga didepak dari tim Aprilia Gresini dengan hanya menjalani 1 musim saja padahal kontraknya sampai 2018.

Bahkan untuk musim kompetisi 2021 ini, sudah ada wacana-wacana kejadian serupa terjadi.

Misalnya saat ini Tito Rabat yang memegang kontrak bersama Avintia untuk 2021, tapi kini terancam akan digeser oleh Luca Marini.

Masih mending sih, Tito Rabat sebagai pay rider performanya juga kurang bersinar, diganti oleh Luca Marini yang memang sedang kompetitif dan dinilai layak untuk naik kelas MotoGP.

Baca Juga: Crash di MotoGP Teruel 2020, Alex Marquez Tuding Johann Zarco Jadi Salah Satu Penyebabnya

Di F1 agak miris, karena George Russell kini terancam tak punya tempat di F1 2021.

Posisi Russell terancam karena pemilik tim Williams yang baru disebut ingin segera mencari keuntungan cepat, salah satunya dengan pay driver.

Sementara itu, ada sang rekan, Nicholas Latifi, anak konglomerat asal Kanada yang posisinya aman karena punya sumbangsih uang lebih tinggi buat tim.

Padahal, Russell punya kontrak sampai 2021 selalu lebih dominan dari rekan setimnya di Williams selama ini.

Tak dipungkiri posisi tim atau pabrikan soal kontrak selalu lebih kuat dibandingkan kualitas seorang pembalap.

Saat ini bursa pembalap sangat cepat, bahkan sudah dimulai sejak awal musim.

Persaingan perekrutan pembalap yang cepat membuat tim juga cepat dalam menilai kemampuan pembalapnya.

Tergantung kebutuhan tim, ingin pembalap yang seperti apa, makanya hal-hal seperti ini jadi hal yang biasa.