GridOto.com - Merestorasi MINI klasik kini sedang banyak digandrungi oleh sebagian pehobi.
Terbukti dari panjangnya antrean restorasi di bengkel spesialis, salah satunya QQ MINI Morris di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
"Kalau untuk restorasi, di kami saat ini antrenya sekitar 1,5 tahun," buka Michael Polo Siregar, punggawa QQ MINI Morris saat ditemui GridOto.com belum lama ini.
Untuk pemula yang baru ingin merestorasi atau membangun MINI klasik, jangan takut dulu, karena sebenarnya membangun mobil 'Mr. Bean' ini tidak membutuhkan waktu terlalu lama.
Baca Juga: QQ MINI Morris, Bengkel Spesialis yang Bisa Tangani Semua Masalah Mobil Mr. Bean
Kuncinya adalah mempersiapkan dulu kelengkapan spare part dari mobil yang akan dibangunnya.
"Kalau langsung dikerjakan (enggak antre) itu sekitar 4-6 bulan. Sebenarnya yang lama itu cari spare partnya," ucap Polo yang juga merupakan adik dari Arman, pemilik QQ MINI Morris.
Di bengkel yang berlokasi di Jl. Raya Hankam No.7, Jatimurni, Bekasi, Jawa Barat ini, konsumen diperbolehkan mencari spare part sendiri, ataupun memesan lewat QQ MINI Morris.
Nah, menurut Polo, salah satu kendala yang membuat restorasi menjadi lamban, adalah konsumen yang kesulitan dalam mencari spare part.
Baca Juga: MINI Hopkirk Edition Baru Dirilis, Berbasis Cooper S Pakai Livery Reli Monte Carlo 1964
"Kadang konsumen juga belum mempersiapkan spare partnya. Bodi sudah jadi, tapi spare part belum ada. Jadi urutan yang benar itu sebenarnya sebelum cat jadi, spare part harusnya sudah ada," kata Polo.
Bahkan, ia mengatakan, ada beberapa konsumen yang tak kunjung melengkapi spare part mobilnya hingga bertahun-tahun.
"Ada yang sampai 3-4 tahun mobilnya gak selesai-selesai. Karena mereka kesulitan cari spare partnya, karena nyari link atau jaringan yang jual sparepart ini kan susah," imbuhnya.
Tak jarang pula konsumen yang sudah membeli sparepart, tapi ternyata salah ataupun tidak cocok dengan mobil yang akan dibangunnya.
Baca Juga: MINI Countryman Tampil Unik Kombinasi Warna Bodi Coklat dan Karbon
"Akhirnya malah rugi kan mereka, sudah mahal- mahal beli tapi akhirnya gak kepakai. Kalau belum punya link, ya pasti mereka bakal susah cari spare part-nya. Tapi kalau konsumen emang maunya seperti itu (nyari sendiri), kami juga gak bisa nolak," tuturnya.
Karena keterbatasan lahan, Polo mengatakan mobil konsumen yang tak kunjung mendapat sparepart seperti itu terpaksa dikembalikan ke yang bersangkutan.
"Tempat kami juga kecil, kalau mobil ditaro di sini semua gak akan muat. Makanya kalau mobilnya bisa 'berdiri', ya saya suruh mobilnya disimpan di rumah konsumen sampai komponennya lengkap semua, baru kami kerjakan lagi," pungkasnya.