GridOto.com - Tak sedikit perdebatan soal mana yang lebih baik dari mesin SOHC dengan DOHC.
Sebenarnya mana yang lebih baik tak bisa dinilai dengan mutlak, karena baik SOHC dan DOHC punya karakter masing-masing.
SOHC merupakan singkatan dari Single Over Head Camshaft, artinya di kepala silindernya terdapat camshaft atau kem tunggal.
Camshaft ini fungsinya mengatur katup atau klep masuk bahan bakar (intake) dan katup gas buang (exhaust).
Baca Juga: Mesin Yamaha WR 155R Asyik Banget, Tarikan Enteng Tapi Bensin Irit
Sementara itu DOHC maksudnya adalah Double Over Head Camshaft, yang di kepala silindernya punya camshaft ganda.
Jadi klep intake dan exhaust diatur oleh kem individu, tidak seperti SOHC yang diatur oleh satu kem sekaligus.
Lantas, apa pengaruhnya ke performa?
Di atas kertas DOHC memang unggul karena punya empat buah klep, sehingga lebih baik soal power delivery.
Tapi keunggulan ini juga tidak mutlak kok, tergantung mau dibawa ke mana motornya?
Kalau di karakter perkotaan yang padat dan banyak macet, kedua jenis mesin tersebut tak akan terasa berbeda signifikan.
Power delivery yang melimpah umumnya baru terasa saat mesin berkitir di rpm tinggi, sementara di perkotaan yang karakternya stop and go, mesin justru kerap hanya bisa di rpm rendah.
Nah mesin SOHC ini efisien untuk rpm rendah, karena umumnya SOHC punya karakter torsi yang besar sehingga cocok untuk stop and go.
Sampai sini, kesimpulan sementaranya adalah SOHC cocok untuk perkotaan, sementara kalau touring DOHC pasti lebih ngisi powernya karena punya empat katup.
Baca Juga: Motor 2-tak Pakai Mesin SOHC atau DOHC? Kalau Bingung Jawabnya, Simak Penjelasannya Nih...
Tapi, saat ini mesin SOHC pun mengalami banyak inovasi, misalnya SOHC milik Yamaha V-Ixion MX King, atau All New R15 yang sudah dibekali empat katup seperti DOHC.
Dengan begitu SOHC justru bisa unggul dalam hal perawatan karena komponennya tidak sebanyak DOHC.
Selain itu bahan bakar juga bisa lebih irit dibanding DOHC.