GridOto.com - Menjelang digelarnya F1 Rusia 2020 akhir pekan ini (27/9/2020), Lewis Hamilton akan mendapat peraturan baru dari FIA.
Hal tersebut terkait dengan kaos yang digunakan oleh Lewis Hamilton pada balapan terakhir di Sirkuit Mugello.
Lewis Hamilton menggenakan kaos dengan tulisan 'Arrest The Cops Who Killed Breonna Taylor' sebelum balapan F1 Tuscan 2020.
Untuk diketahui, Breonna Taylor adalah seorang wanita berkulit hitam yang ditembak di rumahnya sendiri oleh polisi Amerika Serikat, namun polisi yang membunuhnya tidak dituntut hukuman.
Baca Juga: Momen F1 Rusia 2018, Inilah Momen Valtteri Bottas Jadi Korban Team Order Menangkan Lewis Hamilton
Tidak hanya sebelum balapan, Hamilton juga kembali menggunakan kaos tersebut saat ia naik podium.
Menurut FIA, pesan yang tertulis dalam kaos yang digunakan Hamilton mengandung pesan politik.
Karena itu, FIA akan menerbitkan aturan yang mengatakan bahwa podium harus dipertahankan sebagai ruang netral.
"Aku tidak menyesali satu pun momen itu, aku mengikuti kata hati dan melakukan apa yang kurasa benar," ujar Lewis Hamilton dalam sesi media pada Kamis (15/9), seperti dikutip dari BBC.co.uk.
"Orang-orang berbicara tentang olahraga bukan tempat berpolitik. Tapi ini adalah masalah hak asasi manusia dan sesuatu yang harus kita perjuangkan," lanjut Hamilton.
Baca Juga: Lewis Hamilton Belum Tanda Tangan Kontrak dengan Tim Mercedes, Inikah Penyebabnya?
Pembalap asal Inggris itu menegaskan ia akan bekerja sama dengan FIA dan F1 untuk menyampaikan pesan yang mendorong kesetaraan dan keberangaman dalam motorsport.
Namun mengaku masih belum tahu apa yang akan dilakukan FIA pada akhir pekan ini.
"Aku dengar pada hari Jumat mereka akan mengeluarkan keputusan baru yang mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh lakukan," ujar pembalap berusia 35 tahun itu.
Baca Juga: Jelang F1 Rusia 2020, Sergio Perez Ngaku Diperlakukan Tidak Adil Oleh Anggota Tim Racing Point
Lewis Hamilton berharap, FIA memahami situasi serius tentang diskriminasi terhadap orang-orang non-kulit putih.
"Ini adalah proses pembelajaran bagi semua orang. Mereka senang dengan bagaimana kehidupan telah berjalan, tapi pada akhirnya dunia dan generasi muda lebih sadar bahwa kita butuh perubahan," pungkasnya.