GridOto.com- Sosok yang sangat akrab dengan media ini resmi undur diri dari PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) akhir September 2020 ini.
Tepat 20 tahun, Yordan Satriadi mengabdi pada pabrikan Garputala.
“Yaa saya rasa cukup. Pada dasarnya saya sangat menikmati pengabdian di perusahaan besar ini. Tapi waktunya sudah cukup, ingin mencari hal lainnya,” ungkap Yordan kepada GridOto.com.
Selama kurun waktu itu, ia banyak belajar, membuat berbagai terobosan hingga di posisi terakhir sebagai General Manager Marketing YIMM.
Pria berusia 43 tahun ini mengawali karir di Yamaha sebagai staf di Divisi Network Development dan Customer and Community Satisfaction.
“Saya belajar membangun system serta bagaimana mengutamakan pelanggan. Karena kunci sukses sebuah bisnis adalah kepuasan pelanggan,” ungkapnya.
Pada awal 2001, Yamaha mengubah konsep dealer dengan adanya Direct Distribution System (DDS).
Ia merupakan generasi awal yang berkiprah pada model baru ini.
Untungnya, karena berawal dari pengembangan, maka di tempat baru di DDS Area Jawa Barat, Yordan tidak merasa kesulitan.
“Bahkan saya banyak belajar dari dealer owner bagaimana pengembangan sebuah bisnis, tantangannya. Saya bersyukur bisa diberikan kesempatan ditempatkan di berbagai divisi,” tutur Yordan.
Tak lama, tahun berikutnya pada 2002 ia ditempatkan di kantor pusat di bagian pengembangan lagi.
Pada 2010, jabatan Chief Main-Dealer Area diraihnya dengan memimpin wilayah Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Kalimantan.
“Di era 2010 ini saya makin belajar dan mengasah kemampuan bukan saja di bidang pengembangan tapi juga pemasaran dan penjualan. Karena sebagai kepala area semuanya diurus,” bilangnya.
Tentu saja banyak permasalah yang kerap dihadapi.
Dalam menghadapi situasi seperti itu dirinya langsung bergerak cepat.
“Sebagai leader, kita harus segera memutuskan agar persoalan bisa cepat selesai. Rapat tidak perlu lama-lama, yang penting semua paham apa yang dilakukan,” tegasnya.
Kurun waktu 2012 hingga 2014, dirinya dipercaya memegang DDS Flagship Jakarta.
Kompetisi bisnis roda dua di Jakarta sangat keras.
Tapi Yordan bisa melaluinya dan di 2014 ia dipercaya sebagai GM Marketing.
Sebagai ujung tombak pemasaran, dirinya harus bisa menyosialisasikan program kepada masyarakat.
Di sini kedekatan dengan media Kembali diasah.
“Saya terus kopdar bareng teman-teman jurnalis. Pertemuan tak selalu membicarakan hal-hal pekerjaan. Pokoknya santai aja sambil makan mie ayam,” kekehnya.
Ia memang kerap berkunjung ke markas Otomotif Group (GridOto.com) sekadar menyapa.
“Memang ada pasang surut hubungan dengan teman-teman media, tapi ini sebatas pekerjaan, di kehidupan pribadi tetap saja berteman,” katanya.
Per 30 September ini, ia mengundurkan diri, bagaimana dengan Yamaha?
“Sebuah sebuah entitas bisnis Yamaha sudah matang. Sistemnya sudah baku, jadi penerus saya pasti bisa melanjutkannya,” ungkap Yordan.
Ia berencana untuk melanjutkan study doktoralnya.
“Mau ambil Ilmu social di UI. Passion saya memang di coach dan pengembangan,” tutupnya.