Ganti Oli Mesin di Luar Kode SAE Pabrikan, Ternyata Begini Dampaknya

Ryan Fasha - Rabu, 16 September 2020 | 09:00 WIB

Kekentalan oli mesin (Ryan Fasha - )

GridOto.com - Di pasaran banyak beredar oli dengan berbagai jenis tingkat kekentalan oli alias kode Society Of Automotive Engineer (SAE).

Setiap pabrikan memiliki spesifikasi oli untuk mobil buatannya, terutama tingkat kekentalan (kode SAE) yang mengikuti kebutuhan mesin.

Oli mesin tersebut pastinya bisa melumasi komponen di dalam mesin dan memberikan perlindungan maksimal serta mampu meredam panas.

Namun, banyak pemilik mobil coba-coba mengganti oli mesin di luar spesifikasi kode SAE rekomendasi pabrikan.

Ini tindakan berisiko karena bisa membuat mesin bermasalah.

automotivesupercenter.com
Ilustrasi membuang oli mesin dengan membuka baut pembuangan oli atau drain plug

 Baca Juga: Drat Busi Mobil Terdapat Oli, Bisa Jadi Dua Hal Ini Sumber Masalahnya

"Kalau mengganti oli mesin itu sebaiknya mengikuti rekomendasi pabrikan karena itu semua sudah dianalisa," buka D. Wahyu Bawono, Business Development Manager PT Pana Oil Indonesia.

"Pabrikan pastinya sudah memberikan toleransi berapa kekentalan yang bisa digunakan," tambahnya.

Bila memang spesifikasi oli yang digunakan terlampau jauh maka bisa menimbulkan masalah.

Semisal menggunakan oli mesin jauh lebih kental bisa menyebabkan mesin mudah panas.

Panas berlebih ini diakibatkan oli mesin lama menjangkau bagian-bagian yang sempit.

Ilustrasi mengisi oli mesin

Baca Juga: Filter Oli sudah Hitam Masih Dipakai, Hal Ini Bisa Terjadi di Mesin⁹)

"Oli enggak mampu meredam gesekan yang menghasilkan panas sehingga mesin menjadi mudah panas," sebutnya.

Pun demikian dengan penggunaan oli mesin yang jauh lebih encer.

Misalnya rekomendasi pabrikan menggunakan spesifikasi oli 15W-40 lalu dipaksakan menggunakan oli 0W-20 maka mesin juga bisa bermasalah.

"Biasanya kalau jauh lebih encer bikin gesekan semakin tinggi yang menyebabkan bunyi si dalam mesin lebih terdengar," tutup Bawono.