Tidak Perlu Khawatir, Ini Tips Agar Mobil Anda Bisa Lolos Uji Emisi

Radityo Herdianto - Jumat, 11 September 2020 | 10:00 WIB

Ilustrasi. Kandungan Karbon Keluar dari Lubang Knalpot Saat Uji Emisi (Radityo Herdianto - )

GridOto.com - Mulai awal 2021, pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan mobil pribadi di luar jenis angkutan umum juga lolos uji emisi.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.

Namun tidak perlu khawatir tidak lulus, ada tips yang bisa Anda lakukan agar mobil bisa lolos uji emisi gas buang kendaraan.

Perlu diingat, parameter ambang batas emisi gas buang di Indonesia berpatokan pada parameter karbon monoksida (CO) 1,5% Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol.

Sesuai dengan Peraturan Menteri No. 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama untuk mobil mesin bensin produksi di atas 2007.

carfromjapan.com
Ilustrasi filter udara pada mobil

Baca Juga: Mobil Pribadi di Jakarta Wajib Uji Emisi Gas Buang, Berapa Biayanya?

"Pastikan saluran intake dan filter udara dalam keadaan bersih, karena akan berpengaruh pada angka HC," tutur Rendy Kristiyadarmawan, Kepala Mekanik bengkel Nawilis Radio Dalam, Jakarta Selatan kepada GridOto.com.

Jika bagian tersebut kotor bisa menghambat aliran udara masuk ke ruang mesin, angka HC bisa semakin tinggi karena pasokan udara yang kurang saat proses pembakaran.

Begitu juga untuk memperhatikan kondisi koil dan busi agar tetap bagus sebelum dilakukan uji emisi sehingga pembakaran tetap terjaga.

Pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon di ruang bakar dari sisa pembakaran tidak sempurna.

"Bisa dibantu pakai carbon cleaner agar ruang bakar bersih dan emisi gas buang yang dikeluarkan lebih rendah," tutur Rendi.

Radityo Herdianto / GridOto.com
Ilustrasi Mengecek Kualitas Oli Mesin Mobil

Baca Juga: DKI Jakarta Wajibkan Mobil Pribadi Uji Emisi, Seperti Apa Prosesnya?

Pastikan juga mesin mobil bisa bekerja dalam suhu optimal saat uji emisi, seperti mengecek sistem pendinginan, kualitas oli mesin, serta packing mesin.

"Kalau ada kebocoran oli yang ikut terbakar bisa meningkatkan nilai CO, atau oli yang jelek bisa membebani kerja mesin sehingga emisi gas buang lebih besar," terang Rendi.

Tidak luput dari perhatian juga sensor oksigen dan komponen catalytic converter harus dalam kondisi bersih dan tidak rusak.

Sensor oksigen mendeteksi asupan udara yang diperlukan saat proses pembakaran agar angka Air Fuel Ratio (AFR) tepat.

"Catalytic converter juga berfungsi untuk mengubah emisi gas buang beracun jadi udara bersih, kalau rusak emisi yang dikeluarkan cenderung beracun dan mengagalkan uji emisi," tekan Rendi.