Pembiayaan Roda Empat, CNAF Bukukan Laba Sebelum Pajak Sebesar Rp166,2 Miliar Pada Semester 1 2020

Muhammad Mavellyno Vedhitya - Selasa, 25 Agustus 2020 | 16:30 WIB

CNAF mengumumkan perolehan laba sebelum pajak atau profit before tax (PBT) sebesar Rp 166,2 miliar pada semester pertama di 2020 (Muhammad Mavellyno Vedhitya - )

GridOto.com - PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) hari ini mengumumkan perolehan laba sebelum pajak atau profit before tax (PBT) sebesar Rp 166,2 miliar pada semester pertama di 2020, Selasa (25/8/2020).

Angka tersebut naik 8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 sebesar Rp 154,1 miliar.

Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 16,6 persen year-on-year (Y-o-Y).

Direktur Keuangan dan Strategi CNAF, Imron Rosyadi mengatakan, selain laba, Perseroan juga berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 1,7 triliun pada semester 1 2020, naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp1,4 triliun.

Baca Juga: CNAF Catatkan Pembiayaan Kendaraan Sebesar Rp 950 Miliar Pada Kuartal Pertama 2020, Naik 52,5 Persen!

“Dalam merealisasikan pembiayaan khususnya di masa pandemi Covid-19, kami melakukan beberapa strategi dan inisiatif, seperti meningkatkan sinergi dengan induk usaha PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga)," ujar Imron dalam siaran resminya kepada GridOto.com, Selasa (25/8/2020).

"Selain itu juga mempercepat proses digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi sehingga cost to income ratio (CIR) tercatat 51,9 persen,” katanya.

Sejalan dengan peningkatan pada pembiayaan (booking), rasio-rasio keuangan juga terjaga dengan baik.

Per 30 Juni 2020, return on assets (ROA) dan return on equity (ROE) Perseroan masing-masing tercatat sebesar 8,36 persen dan 15,44 persen.

Baca Juga: Mau Kredit Mobil? Hanya Butuh Satu Menit Lewat Aplikasi dari CIMB Niaga

”Meskipun restrukturisasi pembiayaan masih berjalan di tengah pandemi COVID-19, kami terus menjaga tingkat kesehatan portofolio dengan jumlah aset sebesar Rp 3,88 triliun pada semester 1 2020," sebutnya.

"Perseroan masih dapat mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 1,51 persen," tandasnya.