Gridoto.com - Benarkah motor yang digunakan di area yang padat atau macet harus lakukan penggantian oli lebih cepat dari anjuran pabrikan?
Hingga saat ini, pabrikan motor sendiri memberikan patokan penggantian oli mesin berdasarkan jarak tempuh atau waktu pakai.
Rata-rata motor dianjurkan ganti oli mesin setiap 4.000 km atau 4 bulan pemakaian.
Lalu, benarkah motor yang sering melalui jalan macet harus lakukan penggantian oli lebih cepat dari anjuran pabrikan?
Baca Juga: Indonesia Traffic Watch Minta Ganjil-Genap Ditunda? Ini Alasannya
"Tidak perlu, sebenarnya tetap mengikuti anjuran pabrikan masih aman," ucap Tri Yuswidjajanto Zaenuri, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.
Menurut Yus, saat melewati jalan macet jam kerja mesin dan angka di odometer memang menjadi tidak sesuai.
Saat mesin tetap menyala dan bekerja keras di jalan yang macet, odometer tidak bergerak karena kondisi motor yang tidak jalan.
Makanya, banyak yang menyarankan untuk lakukan penggantian oli mesin lebih cepat dari anjuran untuk motor yang sering kena macet.
Baca Juga: Jangan Salah, Ini Tanda Bearing Roda Di Motor Harus Diganti!
"Aman atau tidak tetap mengganti oli sesuai anjuran pabrikan di kondisi seperti itu? Jawabannya aman, tidak masalah," yakin Pak Yus sapaan akrabnya.
"Semua produk pasti memiliki faktor safety, termasuk oli. Jadi, jika oli direkomendasikan diganti setiap 4.000 km, itu sudah pasti aman. Karena kemampuan aslinya bisa digunakan dengan jarak yang lebih tinggi dari itu," tambahnya.
Menurut Pak Yus, meskipun terlewat sedikit dari anjuran pabrikan juga sebenarnya tidak menjadi masalah.
"Asalkan rajin dicek ketinggian oli di mesin. Jangan sampai lebih, kurang apalagi kering, karena jelas itu akan membuat masalah," ujar Pak Yus.
Tuh, jadi sebenarnya tidak perlu khawatir untuk tetap lakukan penggantian oli sesuai anjuran pabrikan meskipun jalan yang dilewati cenderung macet.
Masih tetap aman Sob!