GridOto.com - Setelah peluncurannya akhir tahun 2019 lalu, akhirnya kami bisa menjajal Yamaha WR 155R bulan Juli kemarin.
Motor trail ini dijual dengan harga Rp 36,9 juta on the road Jakarta. Untuk kali ini, pengetesan kami lakukan di jalan on road alias aspal.
Karena ternyata motor ini asyik banget buat harian sob. Seperti apa impresinya? Mari simak terus.
(Baca Juga: Video Test Ride Yamaha WR 155R, Trail Yang Enak Banget Buat On Road)
Desain
Sedikit flash back, jika bentuk Yamaha WR 155R ini sama persis dengan WR 125R yang beredar di Eropa, bisa dibilang beda kapasitas mesin saja.
Tampilannya khas motor trail yang jangkung, dengan banyak garis bodi yang tajam dan sporty. Sesuai selera orang Indonesia kebanyakan.
Lampu depan dengan bagian meruncing di bawahnya nampak sporty dengan cover lampu yang seolah seperti perisai di bagian atasnya.
Lalu sepakbor depan panjang ampuh menahan kotoran dari roda, juga diberi penguat berupa plastik hitam di pangkalnya.
Shroud tangki nampak sedikit lebih lebar dari kompetitornya karena untuk menutup radiator dan kotak aki dan tool kit.
(Baca Juga: Jangan Kelewatan Tabloid OTOMOTIF Edisi 11-12, Ada Ulasan Lengkap Kawasaki Ninja ZX-25R, Yamaha WR 155R, Sampai Honda CBR250RR-SP)
Shroud tadi juga menyamarkan tangki bahan bakar, yang berkapasitas 8,1 liter. Paling besar dari kompetitornya tuh.
Kemudian ada jok ramping dan panjang yang desainnya terinspirasi dari Yamaha YZ, itu tuh motor special engine Yamaha.
Lalu bodi belakang terdapat knalpot yang terletak di sebelah kiri. Uniknya posisi knalpot ini enggak mengubah lekuk bodi belakang, jadi masih simetris antara sisi kiri dan kanan.
Di ujung bodi tentu terdapat lampu rem yang ukurannya enggak terlalu besar dan sepakbor belakang yang menjuntai ke bawah.
Sayangnya lampu sein masih pakai model jadul ala Yamaha Vixion saat keluar pertama kali tahun 2007 tuh.
(Baca Juga: Yamaha WR 155 R Resmi Dirilis di Thailand, Kok Lebih Sangar Dibanding Versi Indonesia?)
Fitur & Teknologi
Kita mulai dari depan, sektor penerangan mengandalkan bohlam HS1 berdaya 35/35 watt denagn sorot lampu yang lumayan terang.
Lalu ada spidometer full digital dengan layar LCD dan informasi yang diberikan juga sangat lengkap untuk ukuran motor trail 150 cc.
Layar LCD tadi punya latar putih dan saat dihidupkan, ada sapaan khas motor Yamaha 'Hi Bro' yang bisa diganti dengan nama.
Bagian atas layar tedapat takometer, lalu posisi gigi, spidometer dan fuel meter bersanding di tengah.
Paling bawah ada informasi odometer, trip 1 & 2, jam, konsumsi bahan bakar rata-rata dan aktual. Tidak ketinggalan adanya indikator VVA yang aktif ketika mesin berkitir di atas 7.000 rpm.
(Baca Juga: Ngumpet, Ternyata Letak Aki dan Tool Kit Yamaha WR 155R Ada Disini Sob)
Sebelah kiri layar, terdapat beberapa indikator lampu gigi netral, sein, high beam, check engine dan engine temperature serta tombol untuk pengaturan informasi layar LCD.
Untuk setang kiri punya beberapa saklar lampu, mulai dari lampu hazard, lampu pass beam, lampu sein, hi-low beam dan klakson.
Lalu sebelah kanan, tedapat saklar engine cut off dan starter saja. Lalu tuas gas sudah model puss & pull, dengan posisi tali ganda yang keluar dari atas.
Yang unik, Yamaha menempatkan aki dan tool kit di balik shroud kiri, yang bisa dibuka pakai kunci kontak dan melepas klik pengunci.
(Baca Juga: Pilih Kawasaki KLX 150, Honda CRF150L atau Yamaha WR 155 R? Ini Daftar Harga Motor Garuk Tanah 150 Cc Per 2 Juli 2020)
Riding Position & Handling
Ciri khas motor trail tentu punya postur jangkung. Tinggi jok WR 155R ini sampai 880 mm, untuk rider tinggi 172 cm kaki sedikit jinjit.
Lalu setangnya tinggi dan lebar, dipadu footstep yang agak maju, membuat posisi berkendara santai dan sigap.
Cuma busa jok terasa lebih keras dari motor Yamaha biasanya sih sob, buat riding jauh membuat bokong terasa cepat panas dan kurang nyaman.
Dengan bobot 134 kg dan pakai rangka semi double cradle, ternyata karakter handling motor ini terasa lincah dan nurut.
Buat bermanuver ditikungan sempit dan tikungan panjang motor terasa menyenangkan. Tinggal ganti ban aspal pasti enak banget nih.
Kemudian karakter suspensi teleskopik di depan dan monosok di belakang terasa padat tapi empuk.
(Baca Juga: Yamaha WR 155R Siap Ajak Masyarakat Lampung Trabasan, Dibanderol Rp 39 Jutaan!)
Dipakai di jalan aspal stabil untuk bermanuver, lewat jalan jelek redamannya terasa mantap.
Suspensi depan punay ukuran tabung besar, sampai 41 mm dan jarak main panjang mencapai 899,1 mm. Makanya jarang bottoming.
Lalu monosok belakang berisi nitrogen dan dilengkapi dengan link, mampu meredam guncangan. Monosok ini juga dilengkapi setelan preload loh.
Ban IRC Trail yang jadi bawaan WR 155R untuk jalan aspal memang kurang pas, meski grip yang dihasilkan cukup baik.
Cuma saat dipakai dikecepatan lebih dari 60 km/jam, akan terdengar road noise. Memang asyiknya dipasang pelek 17 inci dan ban aspal nih motor hehehe...
(Baca Juga: Biaya Servis Yamaha WR 155R di Tahun Pertama, Cuma Rp 300 Ribuan!)
Performa
Dengan mesin serupa motor sport 155 cc Yamaha lainnya, membuat performa mesin WR 155R ini terasa menyenangkan untuk jalanan aspal.
Dengan spesifikasi 155 cc, SOHC 4 katup pendingin cairan dan VVA, serta injeksi bahan bakar dan transmisi 6 speed, nafas mesin terus ngisi.
Klaim tenaganya 16,4 dk / 10.000 rpm dan torsi 14,3 Nm / 6.500 rpm paling besar dibandingkan kompetitornya, Honda CRF150L dan Kawasaki KLX 150.
Karakter tenaganya kuat sejak putaran mesin rendah, pas untuk melibas jalanan dalam kondisi padat.
Sementara putaran mesin atasnya punya nafas yang cukup panjang berkat transmisi 6 speed, dan bisa dipacu sampai 115 km/jam.
Malah saat dilakukan pengetesan khusus, topspeed WR 155R bisa lebih tajam lagi dengan raihan 117 km/jam.
Meski begitu, di putaran tengah ada momen kosong sesaat sebelum tarikan motor kembali kuat setelah 7.500 rpm. Limiter mesin sendiri dipatok 11.000 rpm.
(Baca Juga: Pasang Knalpot Double Muffler di Yamaha WR 155R Modal Rp 2 Jutaan)
Selain punya performa yang cenderung stabil di tiap putaran mesin dan melaju sampai 115 km/jam dengan mudah, konsumsi bahan bakarnya pun terbilang irit.
Untuk penggunaan harian di jalanan kota, dengan bahan bakar oktan 92, tercatat konsumsinya mencapai 48,3 liter. Irit banget loh ini.
Kopling juga empuk meski tanpa assist & slipper clutch, karena motor trail seperti ini butuh engine brake yang kuat saat deselerasi.
Oiya, kami juga sempat membawa WR 155R menuju Sportisi Motorsport untuk diukur tenaga on wheel di atas mesin dyno Dynojet 250i.
Setelah beberapa kali run, hasilnya didapat tenaga maksimal 13,2 dk / 9.840 rpm dan torsi 12,02 Nm / 5.800 rpm.
Hasil tes akselerasi selengkapnya bisa kalian lihat di bawah ini ya sob.
0-60 km/jam | 4,4 detik |
0-80 km/jam | 7,7 detik |
0-100 km/jam | 15,4 detik |
0-100 meter | 7,2 detik (@78,2 km.jam) |
0-201 meter | 11,5 detik (@91,8 km/jam) |
0-402 meter | 18,8 detik (@103,2 km/jam) |
Topspeed spidometer | 117 km/jam |
Topspeed Racelogic | 109,9 km/jam |
Konsumsi BBM | 48,3 km/liter |
(Baca Juga: Pakai Setang Fatbar Aftermarket di Yamaha WR 155R, Jadi Tegak Pas Riding)
Kesimpulan
Walau Yamaha WR 155R adalah motor trail alias off road, ternyata mengasyikkan juga untuk dipakai harian yang lebih banyak dipakai di jalan aspal.
Karakter suspensi yang stabil tapi empuk, lalu performa mesin yang enteng proper untuk dipakai harian. Makanya banyak pengguna WR 155R yang modifikasi jadi supermoto.
Cuma memang harga jualnya paling mahal dibandingkan pemain sekelas, wajar karena teknologi mesin lebih canggih dan fiturnya lebih lengkap.
Silahkan ditunggu test ride kami mengendarai Yamaha WR 155R di jalanan off road ya.
Spesifikasi Yamaha WR155R
Dimensi
P x L x T : 2145 x 840 x 1200 mm
Sumbu roda : 1.430 mm
Jarak terendah : 245 mm
Tinggi jok : 880 mm
Berat isi : 134 kg
Kapasitas tangki : 8,1 liter
Mesin
Tipe : 4-tak, silinder tunggal, SOHC 4 katup, VVA
Diameter x langkah : 58 x 58,7 mm
Rasio kompresi : 11,6 : 1
Daya maksimum : 16,7 Hp / 10.000 rpm
Torsi maksimum : 14,3 Nm / 6.500 rpm
Kaki-Kaki Depan
Sok depan : Teleskopik 41 mm
Rem depan : Cakram 240 mm, kaliper 2 piston
Ban depan : 2.75 - 21
Kaki-Kaki Belakang
Sok belakang : Monosok
Rem belakang : Cakram 220 mm, kaliper 1 piston
Ban belakang : 4.10 - 18
Harga : Rp 36,9 juta (on the road Jakarta)