Ini 5 Mitos Seputar Bensin dan Pengisian Bahan Bakar di SPBU

Ryan Fasha - Rabu, 12 Agustus 2020 | 12:00 WIB

Ilustrasi mengisi BBM di SPBU (Ryan Fasha - )

 

GridOto.com – Banyak informasi atau pengetahuan tentang pengisian bahan bakar di SPBU yang beredar di masyarakat.

Sayangnya, ada beberapa informasi tentang pengisian bahan bakar yang kadang kurang tepat tapi banyak orang yang mempercayainya.

Pemahaman yang salah itu kemudian dianggap sebagai kebenaran.

Padahal kalau dibedah lebih dalam, tidak ada alasan logis yang menjadi dasarnya.

Nah, artikel ini akan membahas mitos-mitos yang beredar di seputaran BBM, termasuk juga mengulas hal serupa saat pengisian bahan bakar di SPBU.

 

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Ilustrasi mengisi BBM di SPBU

1. Lebih Baik Isi BBM Pagi Hari Ketimbang Siang Hari

Ada anggapan bahwa lebih baik mengisi bahan bakar itu sebaiknya pagi hari agar bisa dapat BBM lebih banyak ketimbang di siang hari.

Begini, jumlah bahan bakar yang dikeluarkan fuel dispenser di SPBU akan selalu sama setiap saat.

Bila isi 1 liter, ya keluarnya 1 liter, entah itu malam, pagi atau siang.

Namun, BBM punya sifat yang unik dan sensitif terhadap perubahan temperatur.

Bila suhu udaranya dingin ia akan menyusut atau menjadi lebih padat sedang bila panas ia akan mengembang.

“Mengisi bahan bakar di pagi hari itu sebenarnya volumenya akan menyusut, tapi berat jenis atau densitasnya lebih banyak,” jelas Tri Yuswidjajanto, Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung.

“Saat mengisi bahan bakar pada waktu siang yang suhu udaranya panas, volume bahan bakarnya bisa lebih banyak tapi berat jenisnya berkurang,” lanjut Pak Yus, sapaan akrabnya.

Namun, masih menurut Pak Yus, peningkatannya volume bahan bakarnya tidak terlalu besar, jadi tidak terlalu signifikan.

 

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Ilustrasi bahan bakar di SPBU

2. Bensin Bisa Basi

Anggapan lain adalah bensin bisa menjadi basi bila didiamkan di dalam tangki mobil dalam jangka waktu lama.

Istilah bensin basi sebenarnya tidak tepat, yang pas adalah penurunan kualitas atau deteorisasi.

"Bensin yang didiamkan lama sekitar 6 bulan bisa mengalami perubahan senyawa kimia, ada senyawa kimia bernama Olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk gum atau endapan," ungkap pria ramah ini sambil tersenyum.

Selain itu, di dalam tangki bahan bakar bisa terjadi kondensasi yang bisa meningkatkan kadar uap air di dalam tangki.

"Makanya bila kendaraan didiamkan selama 6 bulan, kalau mau dipakai lagi tangkinya mesti dikuras," kata Yuswidjajanto.

 

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Spesifikasi bahan bakar yang direkomendasikan pabrikan tercantum di lubang pengisian BBM

3. Tambah Aditif Bisa Meningkatkan Nilai Oktan

Ada orang yang meyakini memberikan octane booster atau aditif tambahan bisa menaikan nilai oktan bahan bakar yang dipakai.

“Efeknya bisa bahaya terhadap mesin dan juga bisa berbahaya terhadap manusia, yaitu emisi gas buang bisa lebih buruk,” ungkap Pak Yus.

Soalnya, di dalam bahan bakar itu sudah terdapat sejumlah aditif yang diberikan oleh pembuatnya.

Ketika dimasukkan lagi aditif lain atau octane booster, dikhawatirkan malah akan mengubah senyawa kimia yang ada di dalam bahan bakar tersebut.

Dengan kata lain aditif aftermarket yang diberikan tidak kompatibel dengan senyawa kimia di bahan bakar.

"Gunakan saja bahan bakar dengan oktan yang sesuai rekomendasi pabrik," jawabnya sambil tersenyum.

 

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Ilustrasi jumlah BBM dan harga pembelian di dispenser

4. Menggoyangkan Kendaraan Saat Mengisi Bahan Bakar

Pasti Anda pernah lihat orang yang mengisi bahan bakar di SPBU sambil menggoyang-goyangkan mobilnya demi mendapatkan volume bahan bakar lebih banyak dari standar.

“Sebenarnya mengisi bahan bakar lalu menggoyangkan kendaraan itu enggak pengaruh ke volume bahan bakar yang diisikan menjadi bertambah,” ucap Reza Sukaraharja, Head of Affiliation Lembaga Minyak dan Gas (LEMIGAS).

“Bahan bakar itu kan bentuknya cair, secara hukum fisika, cairan akan mengisi setiap bagian tangki bahan bakar,” tambahnya.

Jadi tidak akan akan ada bedanya mobil yang saat diisi BBM dengan digoyang-goyang atau tidak.

Yang ada malah kelelahan.

Rianto Prasetyo/GridOto.com
Tanda larangan di SPBU

5. Handphone Bisa Memicu Kebakaran saat Mengisi Bahan Bakar

Di SPBU pasti ada larangan penggunaan handphone atau telepon genggam saat mengisi BBM karena dikhawatirkan dapat memicu kebakaran.

“Betul, memang ada bahaya saat menggunakan handphone saat mengisi bahan bakar terutama bila posisinya sangat berdekatan,” sebut Reza.

“Gelombang radiasi elektromagnetik bisa memicu terjadinya arus listrik dan bila terkena uap bahan bakar bisa saja terjadi kebakaran,” tambahnya.

Namun, jika Anda ingin melakukan pembayaran cashless menggunakan handphone di SPBU enggak perlu takut.

Pasalnya, area pembayaran cashless ini sudah dipertimbangkan aman dari nozzle pengisian BBM.