GridOto.com - Busi mobil bertugas untuk membuat terjadinya proses pembakaran pada ruang bakar.
Arus listrik yang dihasilkan koil akan membuat elektroda tengah atau center electrode memercikkan loncatan bunga api menuju elektroda massa.
Antara elektroda tengah dengan elektroda massa memiliki celah atau gap.
Gap busi ini menjadi tempat loncatan bunga api yang kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara sehingga menghasilkan daya ledak di silinder.
Setiap pabrikan mobil pasti merekomendasikan gap busi pada buku manual yang disesuaikan dengan spesifikasi mesin yang digunakan.
Baca Juga: Busi Mesin Mesin Turbo Pakai Busi Tipe Dingin, Begini Alasannya
"Benar, untuk celah busi itu sebenarnya sudah diatur sesuai dengan spesifikasi mesin," ucap Diko Oktavino, Technical Support product Knowledge PT. NGK Busi Indonesia.
"Sebagai contoh, celah busi rekomendasi pabrikan antara 0,8 - 0,9 mm namun sebenarnya ada toleransi bisa disetel lebih renggang dan juga lebih rapat," tambah pria yang berkantor di Jl. Raya Jakarta-Bogor KM, 26,6, Jakarta Timur.
Seperti yang kita ketahui, untuk mendapatkan pembesaran api busi yang bagus dibutuhkan hambatan yang kecil.
Ternyata hambatan kecil ini bisa didapat dari celah busi yang renggang.
"Kalau celah busi besar artinya hambatannya kecil dan itu bagus buat pertumbuhan api di ruang bakar," sebutnya.
Toleransi penambahan celah elektroda busi yang diperbolehkan yakni 0,2 mm.
Baca Juga: Hal Sepele Ini Ternyata Bisa Bikin Drat Busi Mobil Gampang Selek
Namun kerenggangan celah busi tidak boleh disetel asal karena harus memperhatikan beberapa hal.
"Setidaknya ada 4 poin penting yang harus diperhatikan yakni kekuatan koil menghasilkan tegangan, firing point, karakteristik mesin dan kompresi mesin," sebutnya lagi.
"Namun, ada baiknya celah busi tetap mengikuti standar yang sudah ditentukan pabrikan karena ukuran tersebut sudah melalui proses pengujian di mesin," tutup Diko.