GridOto.com - Pengguna kendaraan bermotor di Indonesia punya banyak pertimbangan dalam memilih pemasok atau merek bahan bakar minyak yang mereka gunakan.
Makanya gonta-ganti merek BBM tidak jarang ditemukan, terutama karena alasan ketersediaan dan harga.
Tapi, perilaku tersebut ternyata dapat berakibat buruk pada performa mesin dalam jangka panjang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Tri Yuswidjajanto, selaku Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Ngovi berjudul 'Q&A Mitos dan Fakta Bensin dan BBM Diesel' yang berlangsung Sabtu (11/7/2020) sore tadi.
Baca Juga: 4 Mitos Seputar Pengisian BBM di SPBU, Ternyata Begini Loh Faktanya
“Karena meskipun semua merek BBM memenuhi spesifikasi yang ditetapkan Ditjen Migas (Minyak dan Gas Bumi), kandungan senyawa kimia yang ada di dalam BBM masing-masing merek pasti berbeda,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tiap produsen BBM memiliki campuran senyawa seperti olefin, benzena, serta zat adiktif dengan sifat yang berbeda-beda dari satu sama lain.
Masing-masing komposisi tersebut sedikit banyak memiliki efek yang berbeda terhadap karakteristik pengoperasian mesin tersebut, terutama soal pembakaran.
Misalnya, jika merek bensin yang biasa kita pakai memiliki zat aditif deterjen yang baik kemudian kita mengganti dengan merek yang tidak memiliki hal tersebut, periode pembentukan kerak di mesin pasti akan berbeda dengan biasanya, dalam hal ini semakin cepat.
Baca Juga: Mobil Jarang Dipakai, Apakah Bensin di dalam Tangki Bisa Basi?
“Pembentukan kerak inilah yang dapat berefek pada karakteristik pengoperasian mesin tersebut, karena performanya bisa turun,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Yus itu.
“Kalau si pengendara mencoba untuk memacu kendaraannya seperti biasa dengan keadaan tersebut, otomatis ia akan membejek gas lebih dalam,” imbuhnya.
Hasilnya adalah konsumsi BBM yang lebih tinggi, yang sendirinya akan berakibat pada emisi gas buang yang lebih tinggi juga.
“Oleh karena itu, gonta-ganti merek BBM sebisa mungkin dihindari untuk menjaga mesin bekerja secara konsisten dan menghindari emisi yang tinggi,” pungkasnya.