GridOto.com – Penerangan lampu kendaraan yang baik merupakan salah satu kunci utama dalam keselamatan berkendara.
Maka dari itu, sebagian orang memilih untuk menggunakan lampu High Intensity Discharge (HID) atau yang juga dikenal sebagai lampu xenon pada kendaraannya.
Lampu HID memang dikenal dengan pancaran cahaya yang jauh lebih terang ketimbang lampu bohlam halogen biasa.
Prinsip kerja lampu HID sebetulnya hampir sama dengan lampu neon rumah, yaitu gas yang berpijar, dalam hal ini gas yang digunakan adalah xenon.
(Baca Juga: Ini Alasan Kaca Bohlam Lampu Halogen Tidak Boleh Disentuh saat Diganti)
Layaknya lampu neon, lampu HID juga tidak bisa langsung menyala maksimal begitu diaktifkan dan membutuhkan beberapa detik sampai cahayanya normal.
Karakter tersebut berlawanan dengan lampu halogen yang langsung berpijar dengan pencahayaan maksimal begitu diaktifkan.
Di dalam kapsul lampu HID terdapat dua elektroda yang dipisahkan jarak sekitar 5 mm.
Selain itu, kapsul juga diisi oleh gas xenon, mercury, dan garam halida logam.
(Baca Juga: Ingin Ganti Lampu Mobil Halogen dengan HID? Ketahui Dulu Hal Ini)
Elektroda tersebut tersambungkan ke ballast yang merupakan sirkuit bertegangan tinggi dan tersusun atas komponen kapasitor, transistor, dan resistor.
Ballast tersebut berfungsi sebagai pusat pengontrol lampu dan pengatur energi yang mengalir.
Ketika aliran listrik bertegangan tinggi melewati kedua ujung elektroda, maka gas xenon di sekitarnya akan menghasilkan cahaya yang terang.
Lampu HID dapat menyala 2 kali lebih terang ketimbang lampu bohlam halogen biasa, meskipun menggunakan energi listrik lebih sedikit.