GridOto.com - Wacana diberlakukannya ganjil genap untuk motor di DKI Jakarta kembali muncul pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Langkah ini hanya akan dilakukan apabila aktivitas masyarakat sudah tidak bisa dibendung lagi.
Terutama jika menyebabkan jumlah kasus positif Covid-19 kembali meroket.
“Akan diberlakukan apabila dibutuhkan. Bila tidak diperlukan, ya tidak digunakan," ujar Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta dikutip GridOto.com dari Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Bagaimana Kabar Hasil Evaluasi Ganjil-Genap Motor, Ini Penjelasan Polisi
Wacana tersebut menuai tanggapan dari komunitas motor yang berbasis di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Andi Kahar, selaku Humas dari komunitas Kawasaki Z Owners Indonesia (KZOI) mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan tersebut.
“Mau itu pembatasan selamanya atau selama wabah ini kita tidak jadi masalah” papar Andi saat dihubungi GridOto.com, Selasa (30/6/2020).
Pasalnya, ia mengatakan bahwa rata-rata anggota komunitasnya hanya ‘keluar kandang’ menggunakan motor kesayangan untuk Satmori atau Sunmori.
Baca Juga: Ganjil- Genap Motor di Masa PSBB Transisi Jakarta, Dirlantas Polda Metro Komentar Gini
“Kecuali bagi pekerja yang sehari-harinya menggunakan motor ke tempat kerja, pasti mereka berpikir keras mencari jalan untuk mem-bypass jalur ganjil-genap,” imbuhnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Yudieprya Praha, selaku Humas dari komunitas Honda ADV Indonesia (HAI) Chapter Bekasi.
“Kami pasti akan berusaha mendukung, sejauh ini HAI Bekasi juga ngikutin anjuran pemerintah seperti meniadakan kopdar,” ujar Yudie kepada GridOto.com.
Menurutnya wacana tersebut sempat menjadi perbincangan hangat di komunitasnya.
Baca Juga: Wacana Ganjil Genap Untuk Motor, YNCI: Komunitas Bisa Susah Kalau Mau Kopdar
“Cuma begitu tahu kalau baru wacana, tenggelam lagi jadinya,” tawanya.
Hanya saja, Yudie menilai kebijakan tersebut tidak dapat diberlakukan dengan efektif dan akan mendapat banyak penolakan.
Apalagi, sekarang banyak anggota masyarakat yang mulai memaksakan keluar rumah karena masalah ekonomi.
“Tapi kalau pandeminya memang memburuk saya yakin para warga yang baik pasti akan mendukung,” pungkasnya.