GridOto.com - Banyak pemilik kendaraan yang masih asal-asalan mengisi bahan bakar kendaraannya.
Sebagai contoh, ada yang mengisi kendaraan harian dengan BBM ber-oktan tinggi, karena berharap performa mesin bisa menjadi lebih baik.
Padahal, pengisian BBM itu harus sesuai dengan rekomendasi pabrikan, sob, artinya BBM yang digunakan tidak boleh terlalu tinggi.
Misalnya, rekomendasi pabrikan pakai bensin RON 92, tetapi diisi dengan bahan bakar RON 98.
Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor (AHM) mengatakan, penggunaan BBM dengan oktan terlalu tinggi justru merusak performa mesin.
Baca Juga: Salah Isi Bensin Bikin Garansi Kendaraan Hangus? Ini Penjelasan Pabrikan Mobil dan Motor
"Kalau nilai oktan terlalu tinggi, maka bahan bakarnya tidak akan terbakar dengan sempurna," ucap Endro dalam acara NGOVI bersama OTOMOTIF Group, Sabtu (27/6/2020).
Jika, pembakaran tidak berjalan sempurna, biasanya akan timbul kerak di dinding mesin, serta terdapat carbon di dalamnya.
"Performa mesin akan berkurang, yang jelas bisa menyebabkan emisi tidak sesuai yang diharapkan," ungkap Endro.
Bukan cuma terjadi di motor, hal serupa juga bisa terjadi di mobil.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum Alasan Kenapa BBM Pertamina Warnanya Berbeda-beda?
Penjelasan ini diberikan oleh Nurkholis, National Technical Leader PT Toyota Astra Motor (TAM), yang mengatakan pembakaran tidak akan sempurna jika nilai oktan yang terkandung di dalam bensin terlalu tinggi dan tak sesuai rekomendasi pabrikan.
"Kalau kita pakai bahan bakar yang sesuai rekomendasi pabrikan, maka harapannya pembakaran BBM itu bisa dikontrol. Pembakaran yang bisa dikontrol seperti apa? Untuk mesin bensin, adalah ketika pengapian lalu (bahan bakar) habis terbakar," ucap Nurkholis.
Jika pembakarannya tidak sempurna, Nurkholis mengatakan, energi kinetik yang dihasilkan tidak akan sebesar pembakaran yang sempurna.
Baca Juga: SPBU Makin Ramai di Masa New Normal, Pertamina Sebut Konsumsi BBM Tanah Air Naik 10 Persen
"Artinya apa? Kalau tidak terbakar secara sempurna, maka akan ada sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar. Sisa pembakaran itu akan berefek pada emisinya, sensornya tertutup kerak dan lain sebagainya," tandasnya.
Jadi sebaiknya pakai BBM yang pas rekomendasi pabrikan.