GridOto.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengumumkan recall untuk Mitsubishi Xpande pada hari ini (22/6).
Recall yang disebut MMKSI sebagai program field fix campaign ini melibatkan sekitar 139.111 unit Mitsubishi Xpander produksi 2017-2019.
Berdasarkan investigasi PT MMKSI, recall dilakukan setelah ditemukan fenomena fuel pump Mitsubishi Xpander bisa berhenti beroperasi sehingga menyebabkan mesin mobil mati.
Jauh sebelum recall di Indonesia, Mitsubishi Xpander di Vietnam sudah lebih dulu di-recall pada Oktober 2019.
Dalam recall di Vietnam tercatat menimpa sekitar 14.051 unit Mitsubishi Xpander.
Baca Juga: Recall Pompa Bahan Bakar Mitsubishi Xpander di Indonesia, Ini Sebabnya
Perinciannya 9.428 unit Mitsubishi Xpander produksi 14 Agustus 2018-22 Agustus 2019 dan 4.623 unit Mitsubishi Xpander buatan 23 Agustus 2018-26 Agustus 2019.
Penjelasan penyebab recall Mitsubishi Xpander di Vietnam pun sama persis dengan yang disampaikan oleh PT MMKSI.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Desember 2019, giliran Mitsubishi Motors Philippines Corporation (MMPC) yang mengumumkan recall terhadap Mitsubishi Xpander.
Dalam pengumuman di situs resmi MMPC, mereka meminta pemilik Mitsubishi Xpander yang dibeli pada Mei 2018 sampai 22 Oktober 2019 untuk datang ke bengkel resmi.
Tujuan recall yang disampaikan oleh MMPC juga sama dengan yang disampaikan oleh Mitsubishi Vietnam, yaitu melakukan penggantian fuel pump alias pompa bahan bakar.
Baca Juga: Recall Pompa BBM Mitsubishi Xpander, Begini Proses Perbaikannya
Buat informasi Mitsubishi Xpander yang dipasarkan di Vietnam dan Filipina merupakan hasil rakitan Indonesia.
Tak heran, persoalan recall yang terjadi diketiga negara tersebut sama, yaitu masalah pada pompa bahan bakar.
"Pada dasarnya ini merupakan kampanye perbaikan yang sama dengan yang telah dilakukan di Vietnam, Filipina, dan Thailand," jelas Eiichiro Hamazaki, Director of After Sales Service PT MMKSI kepada GridOto.com (22/6).
Namun, kenapa recall Mitsubishi Xpander di Indonesia baru diumumkan sekarang?
Menurut Eiichiro, di Indonesia baru dilakukan sekarang karena rasio kejadian di Indonesia lebih rendah sehingga prioritas recall lebih dulu di tiga negara tersebut.
"Kami juga perlu memastikan lebih lanjut berbagai faktor dengan investigasi mendalam dan intensif untuk mendapatkan keakuratan penyelesaian dan solusi," terang Eiichiro.