GridOto.com - Kantor Bupati Sikka, Nusa Tenggara Timur ramai dipadati sopir penyalur logistik ikan basah dari Maumere, Senin (1/5).
Para sopir tersebut melakukan demo karena merasa kesulitan melewati pintu masuk Kabupaten Ngada yang berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo.
Melansir Kompas.com, Anong, salah satu sopir yang turut berunjuk rasa, mengaku mendapatkan perlakuan kasar dari petugas di pos perbatasan itu.
Anong pernah dipukul saat merekam video yang akan digunakan sebagai bukti laporan kepada atasannya.
Baca Juga: Jalur Pantura Diblokade Demo Mahasiswa, Sopir Truk Kesal Geber Mesin Sampai Keluar Asap
"Kami kesal sekali Pak, kami sudah lengkapi dokumen perjalanan, mereka tetap tidak izinkan lewat," kata Anong kepada Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo dikutip dari Kompas.com.
Karena dilarang lewat, para sopir menggunakan jasa mobil lain untuk mengantar ikan yang mereka bawa ke Ruteng, Manggarai Barat.
Mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta untuk membayar jasa pengantaran itu.
Perwakilan sopir logistik, Lambertus Sino mengatakan, seluruh sopir logistik ikan dari Maumere telah mengantongi dokumen persyaratan.
Baca Juga: Ada Demo Masyarakat Catalunya, Logistik MotoGP Valencia Terhambat
Seperti, surat jalan dari Dinas Perhubungan, surat keterangan bebas Covid-19, dan hasil rapid test dari klinik.
Selain itu kelengkapan berkendara juga lengkap seperti surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan (STNK), serta surat dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sikka.
Tapi, petugas tetap melarang para sopir logistik itu lewat.
Lambertus Sin menambahkan, sejumlah sopir sempat bertanya kepada petugas terkait penutupan perbatasan Nagekeo-Ngada itu.
Bukannya mendapatkan jawaban, mereka malah dipukuli.
"Bukan hanya dipukul, kami juga disuruh pasang telinga di knalpot mobil. Mobilnya digas para petugas. Saya sendiri juga jadi korban pelakuan kasar ini," katanya.
Sino berharap Bupati bisa menindaklanjuti perlakuan kasar tersebut.
"Kami minta bapak Bupati dan Gubernur NTT memikirkan nasib kami ini. Kami mau makan apa kalau tidak bekerja," jelas dia.
Baca Juga: Keiritan Bahan Bakar Mio S Diuji Langsung di Hadapan Komunitas, Tembus 61,5 Km/Liter
Menanggapi hal tersebut, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo mengaku sudah mendapat informasi perlakuan kasar yang diterima para sopir ikan tersebut melalui Dinas Perhubungan dan media sosial.
Ia menjelaskan, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan seluruh bupati telah menyepakati skema penutupan jalan di perbatasan kota atau kabupaten.
Meski ditutup, kendaraan yang mengangkut logistik bahan pokok tetap diizinkan lewat.
Asal, pengemudi kendaraan itu mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Roberto berjanji akan menghubungi Gubernur NTT dan Bupati Ngada untuk menindaklanjuti keluhan para sopir itu.
"Saya segera menghubungi bapak Gubernur dan Bupati Ngada untuk membicarakan persoalan ini," kata Roberto.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sopir Logistik: Kami Sudah Lengkapi Dokumen Perjalanan, Tetap Tidak Diizinkan Lewat"