Sebelum Bangkrut, Perusahaan Rental Mobil Hertz Masih Sempat Kasih Bonus Belasan Juta Dolar Buat Pejabat-pejabatnya, Kenapa?

Muhammad Rizqi Pradana - Minggu, 31 Mei 2020 | 06:35 WIB

Sebelum Bangkrut, Perusahaan Rental Mobil Hertz Masih Sempat Kasih Bonus Belasan Juta Dolar Buat Pejabat-pejabatnya, Kenapa? (Muhammad Rizqi Pradana - )

GridOto.com - Sebelum mengajukan permohonan pailit atau bangkrut, Hertz ternyata sempat memberikan bonus kepada para pejabat eksekutifnya.

Tidak tanggung-tanggung, besaran bonus yang diberikan pun mencapai belasan juta dolar Amerika Serikat (AS).

Tepatnya, Hertz telah membayarkan 16,2 juta dolar AS atau senilai Rp 237 miliar (1 USD = Rp 13.654 per 30/5/2020) kepada 340 pejabat eksekutifnya pada 19 Mei lalu.

Kok bisa-bisanya perusahaan mau bangkrut malah memberikan bonus ke pejabat eksekutifnya?

Baca Juga: Bukan Cuma Hertz Ajukan Pailit, Perusahaan Sewa Mobil Lainnya Menyusul

Meskipun terkesan tidak etis, praktik tersebut memang lumrah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang sedang dalam proses permohonan pailit.

Apalagi untuk perusahaan yang berniat untuk kembali melakukan aktivitas bisnis setelah reorganisasi.

Pasalnya, bonus tersebut berguna untuk membujuk agar para anggota kunci manajemen tidak ‘melarikan diri’ ke perusahaan lain.

Seperti CEO baru Hertz yaitu Paul Stone yang mendapatkan 700 ribu dolar AS (sekitar Rp 10,2 miliar), Chief Financial Officer Jamere Jackson yang mendapatkan 600 ribu dolar AS (sekitar Rp 8,7 miliar), atau Chief Marketing Officer Jodi Allen yang mendapatkan 190 ribu dolar AS (sekitar Rp 2,7 miliar).

Baca Juga: Perusahaan Rental Mobil Hertz Bangkrut ‘Digilas’ Pandemi Covid-19, Industri Otomotif Kena Getahnya Karena Ini

Terbukti, mereka akan diwajibkan untuk mengembalikan uang yang diterima apabila mereka memutuskan untuk keluar dari Hertz sebelum 31 Maret 2021.

Dalam pernyataannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), Hertz mengatakan bahwa bonus tersebut diberikan untuk menghargai kinerja para anggota manajemen mereka di tengah keadaan sulit seperti pandemi Covid-19 ini.

Hanya saja, pemberian bonus tadi bukanlah hal yang sepenuhnya baik karena menjadi pertanda bahwa perusahaan tersebut sedang dalam masalah besar.

Baca Juga: Rental Mobil Tertekan di Masa Pandemi, Ada Solusi Car Sharing , Ini Sistemnya

Apalagi Hertz masih harus membayarkan pesangon sebesar nyaris 11 juta dolar AS atau sekitar Rp 161 miliar kepada 2.500 pekerjanya.

Jumlah tersebut juga masih bisa bertambah, karena Hertz juga berencana untuk menutup sebagian cabangnya yang tidak berada di kawasan bandara.

Namun, Hertz menyatakan bahwa mereka akan berusaha menuntaskan pembayaran tersebut untuk menunjukkan itikad baik kepada para pekerjanya.