GridOto.com - Pembalap Tim Renault, Daniel Ricciardo, mengungkap ingatan buruk yang terus menghantuinya selama dua tahun akibat balapan F1 Monaco 2016 lalu.
Bagaimana tidak, saat itu Daniel Ricciardo telah berada di pole position dan terus memimpin jalannya balapan hingga lap terakhir.
Bisa dibilang pole position di Monaco adalah jaminan juara, lantaran sirkuit Monte Carlo tak menyisakan cukup ruang bagi para pebalap untuk saling menyalip.
Sayangnya, keputusan Red Bull memanggilnya masuk ke area pit yang tidak dibarengi dengan kesiapan tim, jadi malapetaka bagi pembalap asal Australia tersebut.
Baca Juga: Jadwal F1 2020 Mundur Terus, Bos Tim Mercedes Tetap Jaga Komunikasi dengan Lewis Hamilton
Empat ban sudah dilepas, tapi ban pengganti belum siap.
Kemenangan yang berada di depan mata pun seketika sirna, dan Ricciardo harus merelakan podium pertama diambil pebalap Mercedes AMG, Lewis Hamilton.
"Bahkan empat tahun kemudian, aku mengingat hari itu dengan sangat rinci, itu seperti video dalam pikiranku," tulis Ricciardo dalam Dan's Diary yang ia terbitkan melalui akun sosial media miliknya.
Kemarahan Ricciardo tentu dapat dipahami bahkan membuatnya mengalami keadaan emosional yang sedikit traumatik.
Baca Juga: Gawat! GP F1 Inggris Terancam Tidak Digelar, Diganti Dengan F1 Jerman
"Aku tidak akan berbohong, Monaco 2016 menghantuiku selama dua tahun, dan kemudian aku terus berpikir untuk tidak membuat kesalahan di tahun 2018," Ujarnya.
“Monaco 2018 adalah tingkat stres yang berbeda hanya karena apa yang terjadi di sana pada tahun 2016. Perasaan utama adalah kelegaan bahwa kali ini aku tidak mendapat kegagalan yang sama," sambungnya.
Namun terlepas dari ingatan yang campur aduk, Ricciardo mengaku Monaco adalah trek favoritnya di kalender F1.
“Tidak ada rahasia Monako adalah tempatku dan membuat saya lebih dari apa pun. Tetapi sekarang? Aku akan mengambil apa saja! Balapan berikutnya, aku harus di mana pun dan kapan pun itu," Pungkasnya.