First Ride Royal Alloy GP200S, Skuter Retro Dikawal Mesin DOHC 181 cc, Tarikannya Mantab!

Harry - Selasa, 26 Mei 2020 | 20:45 WIB

Handling Royal Alloy GP200S memang tak selincah kompetitor seperti Vespa karena wheelbase panjang dan berat, tapi jadi terasa sangat mantap (Harry - )

GridOto.com - Lewat Utomocorp, Royal Alloy yang merupakan skutik retro asal Inggris, resmi masuk Indonesia sejak April 2020 kemarin.

Skuter bertampang retro ini didatangkan secara utuh alias CBU (completely build up) dari Thailand.

Dari desainnya, jelas Royal Alloy merupakan kompetitor dari Vespa dan juga Lambretta, pemain skuter retro yang sudah lebih dulu eksis.

(Baca Juga: Royal Alloy GP200S Punya Mesin Istimewa, Skuter Retro Baru Buat Mainan Sultan Nih)

Tapi skuter yang dibanderol Rp 95 juta (on the road Jakarta) ini punya sejumlah kelebihan dari merek yang sudah ada nih.

Oke, selengkapnya silahkan baca artikel ini sampai habis.

Harry/Gridoto.com
Royal Alloy GP200S


Desain
Pada saat pihak Royal Alloy memberikan unit pinjaman, mereka memboyong model tahun 2020 dan 2018, seperti yang tampak pada foto.

Model 2018 yakni GP200 yang warna abu-abu tua sedangkan model 2020 yakni GP200S warna merah.

Eh tapi kok bentuknya agak berbeda sedikit ya?

(Baca Juga: Pakai Mesin DOHC, Royal Alloy GP200S Asyik Buat Dibejek, Tenaganya Tembus Segini!)

"Iya yang 2018 kita ambil untuk unit test ride, beda sama 2020 lampu, tutup tangki dan cover radiator, mesin dan lainnya sama," ujar Arya Rizki Febrianto, Sales Royal Alloy.

Nah nantinya yang akan diantarkan ke konsumen pastinya yang model 2020 ya, yang warna merah itu tuh.

Okky/Gridoto.com
Royal Alloy GP200S model terbaru 2020 (kiri) dan GP200 (kanan) model 2018.

Menilik bentuknya, Royal Alloy GP200S ini sepintas seperti Lambretta classic.

Lihat saja bentuk bodi depan yang lebar, juga diisi lampu sein LED model vertikal.

(Baca Juga: Dijual Rp 95 Juta, Ini 5 Keunikan Skuter Retro Royal Alloy GP200S)

Kemudian dasi dengan kisi-kisi krom, terus sepakbor depan besar yang menutup roda depan dengan sempurna.

Oiya, sepakbor depan milik GP200S model 'bego' nih, alias enggak ikut belok saat roda berbelok.

Okky/Gridoto.com
Royal Alloy GP200S dan GP200


Lalu lampu depan mengotak dengan reflektor dalamnya terdapat mika berwarna putih susu dengan tulisan Royal Alloy.

Area dek tengah terdapat konsol yang lumayan besar untuk menyimpan barang bawaan. Di dalamnya ada USB port untuk mengisi daya handphone.

(Baca Juga: Laporan Langsung Bangkok Motor Show 2018: Pabrikan Thailand Punya Model Cafe Race, Srambler dan Vespa Keren Asli Pabrikan)

Pijakan kaki lumayan luas nih, jadi bisa mengatur posisi kaki sesukanya, dan sudah dilapis karet supaya enggak licin.

Di bawah pijakan kaki, ada airscoop yang memberikan kesan sporty. Komponen ini bukan buat gaya-gayaan, karena ternyata ini tempat radiator.

Harry/Gridoto.com
Rak belakang Royal Alloy GP200S


Bodi belakang memberikan kesan kalau skuter ini punya dimensi yang panjang. Makanya di buritan ada behel untuk membawa barang.

Eh kelupaan, joknya sepintas model menyatu ya, tapi ternyata ini model terpisah dan enggak pakai kunci. Hanya direkatkan seperti gurita buat handphone.

Lalu lampu belakang mengotak tipis, dan juga sudah LED. Sedangkan lampu sein vertikal mengisi ujung tepong kiri dan kanan.

(Baca Juga: G325 Special, Gambaran Motor Masa Depan Lambretta Muncul di EICMA 2019)

Ukuran skuter ini juga gambot dan panjang loh, panjangnya sampai 1.870 mm, dengan sumbu roda 1.390 mm.

Fitur dan Teknologi
Dengan harga Rp 95 juta, apa yang ditawarkan Royal Alloy GP200S ini ya?

Ternyata lumayan juga kok, untuk sebuah motor retro seperti ini.

Kita mulai dari spidometer yang sudah full digital dengan tampilan layar LCD monokrom.

Layar LCD menampilkan informasi putaran mesin, spidometer, fuel meter, suhu mesin, odometer. Nah odometer ini berubah jadi trip dengan menekan tombol.

Harry/Gridoto.com
Spidometer Royal Alloy GP200S


Tunggu, enggak melihat tombol untuk mengubah informasi odometer jadi trip meter? Iya soalnya tombol pengaturan ada di dalam konsol depan tuh. Jadi kurang praktis ya? Tapi tampilannya jadi ringkas.

Di bawah layar LCD terdapat beragam indikator seperti indikator sein kiri-kanan, lampu jauh, check engine, indikator oli dan ABS.

(Baca Juga: Konsep Lambretta Electric Diperkenalkan. Lounching 2020, Sob!)

Kemudian pengereman sudah pakai cakram, dengan rem ABS (anti-lock brakig system). Enaknya kinerja ABS saat aktif cukup halus loh.

Jika biasanya skuter berbodi besar punya bagasi di balik jok, ternyata Royal Alloy GP200S ini enggak ada bagasinya nih, kecuali konsol di depan tadi.

Harry/Gridoto.com
Sok depan Royal Alloy GP200S


Ini karena ruang di balik jok diisi tangki bahan bakar yang punya kapasitas besar, sampai 11 liter loh.

Sebagai gantinya mereka memberikan braket yang terpasang di buritan motor. Jadi bisa letakkan barang bawaan dan kemudian diikat.

(Baca Juga: Labretta V125 Special & V200 Special, Begini Impresi Berkendaranya)

Riding Position dan Handling
Seperti halnya skuter bergaya retro lainnya, posisi duduk Royal Alloy GP200S ini lumayan tinggi, dengan posisi setang agak rendah.

Ukuran jok sudah pas dan enggak mengganjal kaki. Cuma karena agak tinggi, untuk rider berpostur 172 cm tetap jinjit loh.

Jok model terpisah dengan permukaan model garis-garis ini ternyata empuk untuk diduduki, jadi nyaman nih buat riding jauh.

Okky/Gridoto.com
Kaki sedikit jinjit saat naik Royal Alloy GP200S


Area pijakan kaki-kaki yang rata terasa cukup luas, ukuran sepatu 43 saja masih punya ruang gerak, tapi memang enggak bisa selonjoran ya.

Kemudian bicara handling, ini motor punya bobot yang berat, alhasil untuk bermanuver melewati tikungan sempit agak kurang gesit tapi masih mudah untuk bermanuver.

Lain cerita saat melibas tikungan panjang, motor sangat stabil, enggak ada gejala goyang dari setangnya dan terasa lebih ada bobotnya. Apalagi sumbu roda juga panjang.

Rizky/Gridoto.com
Royal Alloy stabil dipakai melibas tikungan panjang


Hal ini enggak bisa lepas dari penggunaan suspensi ganda di depan dan belakang. Yup, suspensi depan pakai model ganda loh, bukan tunggal seperti skuter retro pada umumnya.

Tapi memang hal itu juga membuat karakter suspensi depan belakang terasa lebih kaku. Untungnya untuk suspensi belakang sudah tersedia setelan preload.

(Baca Juga: Resmi Dijual, Di Mana Lokasi Showroom dan Bengkel Resmi Lambretta?)

Performa
Royal Alloy GP200S bisa dibilang skuter retro yang stylish, berpadu dengan performa mesin yang aduhai, nikmat banget sob hehehe...

Soalnya dia pakai mesin 4-tak DOHC empat katup, injeksi dan berpendingin cairan. Kapasitas mesinnya juga lumayan besar, 181 cc.

Pistonya ukuran 63 mm  dan langkah 56 mm, dipadu kompresi mesin 11,6 : 1. Tenaganya sampai 19,4 dk/9.500 rpm dan torsi 16 Nm/7.000 rpm.

Harry/Gridoto.com
Mesin Royal Alloy GP200S


Karakter mesinnya ini berisi tapi enggak liar pada putaran bawah, jadi buat macet-macetan stop and go masih nyaman sob.

Tapi putaran tengah sampai atasnya ngejambak banget nih. Respon mesin cepat dan langsung menderu kencang. Rasanya persis naik Yamaha Mio bore-up 180 cc hehehe...

Sesuai dengan torsi dan tenaga puncak yang memang maksimal pada putaran menengah sampai atas. Ketemu trek lurus kosong asyik banget nih.

(Baca Juga: MotorSeken: Vespa S 125 Bekas Gak Sampai Rp 30 Juta, Cocok Buat Pemula)

Kesimpulan
Desain skuter retro seperti Royal Alloy GP200S ini punya potensi besar di Indonesia, dan jadi pilihan baru selain Vespa dan Lambretta.

Didukung dengan mesin bertenaga, rasanya pemilik GP200S ini enggak perlu banyak-banyak oprek mesin untuk mendapatkan performa yang memuaskan.

Dengan harga Rp 95 juta (on the road Jakarta), Royal Alloy GP200S jelas menyasar orang berduit yang suka skuter retro tapi punya performa mesin maksimal.

Rizky/Gridoto.com
Royal Alloy dijual Rp 95 juta


Data Spesifikasi
Dimensi
Panjang : 1.870 mm
Sumbu roda : 1.390 mm
Jarak terendah : 160 mm
Tinggi jok : 770 mm
Berat kosong : 148 kg
Kapasitas tangki : 11 liter

Mesin
Tipe : 4-tak, DOHC, 4 katup, pendingin cairan, injeksi
Piston x langkah : 63 x 56 mm
Kapasitas mesin : 181 cc
Tenaga maksimal : 19,4 dk/9.500 rpm
Torsi maksimal : 16 Nm/7.000 rpm

Kaki-Kaki Depan
Suspensi : double preload with anti-dive
Ban : 110/70-12
Rem : Cakram 220 mm, ABS

Kaki-Kaki Belakang
Suspensi : double adjustable coil
Ban : 120/70-12
Rem : Cakram 220 mm, ABS

Harga : Rp 95 juta (on the road Jakarta)