GridOto.com - Adanya pandemi Covid-19 di Tanah Air ternyata juga berpengaruh terhadap bisnis jalan tol.
Salah satunya karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah yang membuat arus lalu lintas di jalan tol menurun.
Melansir Kontan.co.id, Ketua Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI), Desi Arryani mengatakan volume kenaraan yang melalui tol turun sejak adanya pandemi di bulan Maret tahun ini berimbas pada pendapatnya.
"Saat ini, pendapatan tol turun rata-rata 50% dibandingkan kondisi normal," tulis Desi melalui surat yang ditujukan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani tertanggal 29 April 2020.
Penurunan volume lalu lintas jalan tol diperkirakan terus berlanjut seiring dengan kebijakan pengendalian transportasi terkait larangan mudik Lebaran.
Baca Juga: Kementerian Perhubungan Bakal Terima Hibah Hampir Rp 4M Dari IsDB, Untuk Bangun Jalan Tol Baru?
Kondisi tersebut tentu berdampak langsung kepada operator jalan tol (Badan Usaha Jalan Tol/BUJT) dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) maupun kewajiban lain, terutama terkait dengan perjanjian fasilitas kredit investasi dengan perbankan.
Demi mengantisipasi penurunan pendapatan jalan tol, menurut Desi, para operator telah melaksanakan berbagai upaya.
Antara lain memacu efisiensi beban usaha dengan tetap menjaga tingkat keselamatan jalan tol, mengoptimalkan belanja modal dan mengupayakan relaksasi utang investasi dari perbankan.
Namun, seiring pembangunan ruas jalan tol baru yang dilaksanakan dengan masif selama tiga tahun terakhir, kata Desi, hal tersebut menyebabkan terjadinya defisit arus kas pada ruas jalan tol baru yang dioperasikan.
Baca Juga: Modus Baru Turunkan Pemudik di Jalan Tol, Polisi: Ini Sanksinya Bagi yang Masih Nekat