Menteri ESDM Sebut Harga BBM di Indonesia Tidak Turun Karena Tergolong Murah di ASEAN, Benarkah Demikian? Simak Perbandingannya

Gayuh Satriyo Wibowo - Senin, 4 Mei 2020 | 19:00 WIB

Ilustrasi pelayanan penjualan BBM (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Di tengah merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh dunia membuat harga minyak dunia turun drastis.

Melansir Bloomberg.com pada Senin (4/5) pukul 17.30 WIB, harga minyak WTI berada di angka 18,33 Dollar per barel untuk pengiriman Juni 2020 dan Brent 25,82 Dollar per barel untuk pengiriman Juli 2020.

Harga tersebut turun drastis sejak Januari 2020 yang masih berada di atas 50 Dollar per barelnya.

Meski harga minyak dunia yang terus turun, namun hal tersebut tak mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di Tanah air.

Baca Juga: Harga BBM Terbaru Mei 2020, dari Pertamina, Shell, Total sampai Vivo

Dilansir dari Kontan.co.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan harga BBM di Indonesia masih relatif murah.

"Harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di Asean," kata dia dalam agenda Rapat Dengar Pendapat Virtual bersama Komisi VII DPR RI, Senin (4/5).

DOK MOTOR Plus
Ilustrasi SPBU penjual BBM di Indonesia

Mengutip data dan perhitungan Kementerian ESDM merujuk data Global Petrol Prices, per 1 Mei 2020 harga jual BBM dengan Ron 92 di Indonesia lebih murah ketimbang Singapura.

Di Indonesia harga BBM dengan Ron 92 berada pada kisaran Rp 9.000 hingga Rp 9.125 per liter, sedangkan di Singapura harganya Rp 20.899 per liter.

Meski begitu, harga ini masih lebih mahal ketimbang Vietnam yang menjualnya di harga Rp 7.146 per liter, Myanmar dengan Rp 3.143 per liter, dan Kamboja Rp 8.203 per liter.

Baca Juga: Isi Solar Biasa, Ada yang Anjurkan Kasih Campuran dari Wealthy Ini Biar Bertenaga

Lalu untuk BBM dengan Ron 95 yang di Indonesia dijual dengan harga Rp 9.650 per liter.

Jauh lebih mahal dibanding Malaysia yang dihargai Rp 4.299 per liter, Thailand yang ada di rentang Rp 7.933 hingga Rp 11.302 per liter, Vietnam dikisaran Rp 7.597 hingga Rp 7.812 per liter, dan Myanmar yang sebesar Rp 4.506 per liter.

Harga tersebut memang lebih murah ketimbang beberapa negara seperti Kamboja Rp 9.850 per liter, Laos sebesar Rp 16.122 per liter dan Filipina sebesar Rp 10.999-Rp 12.523 per liter, dan Singapura dengan Rp 21.317 per liter.

Selanjutnya, harga bensin Ron 97/98 yang dibanderol Rp 9.850 per liter termasuk yang termurah ketiga di kawasan Asean.

Walaupun harga tersebut masih kalah murah ketimbang Malaysia sebesar Rp 5.331 per liter dan Myanmar Rp 7.754 per liter.

Baca Juga: Pertamina Sebut Stok BBM di Jabar Aman Selama Pendemi Covid-19

Sementara itu, untuk harga solar di Indonesia terbilang tinggi di kawasan Asia Tenggara di bawah Singapura dan Laos.

Harga solar CN-51 di Indonesia sebesar Rp 9.850 sampai Rp 10.200 per liter.

Singapura membanderol produk yang sama dengan harga mencapai Rp 17.450 per liter, Laos sebesar Rp 13.103 per liter.

Jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain, Myanmar menjual produk yang sama dengan harga Rp 4.610 per liter, Malaysia dengan Rp 4.815 per liter, Vietnam dengan rentang harga jual Rp 6.398 hingga Rp 6.521 per liter, Filipina rentang harganya Rp 9.058 hingga Rp 10.311 per liter, Thailand sebesar Rp 9.793 per liter, dan Kamboja di angka Rp 9.850 per liter.

Arifin berpendapat, penerapan harga jual solar yang ada saat ini sudah dipertahankan cukup lama bahkan di saat negara-negara lain memasang harga yang jauh lebih tinggi.

Ia juga memastikan tidak akan ada perubahan harga pada Mei ini sembari pemerintah terus memantau kondisi harga minyak mentah dunia dan stabilnya nilai tukar rupiah.

"Pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak mentah dunia yang masih belum stabil, yang memiliki volatilitas yang tinggi. Diperkirakan harga akan rebound ke US$ 40 per barel di akhir tahun, waktu cukup lama makanya kami masih cermati perkembangan terutama di bulan Mei dan Juni," pungkas Arifin.