GridOto.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerapkan aturan putar balik bagi pemudik yang akan masuk ke wilayah Yogyakarta.
Tercatat sejak diberlakukan aturan tersebut sejak tanggal 26 sampai 28 April 2020, 142 orang ditolak masuk di pos Prambanan, Tempel, dan Temon.
Rinciannya, pada 26 April 2020 ada 44 orang yang ditolak, dan yang diperbolehkan masuk sebanyak 641 orang.
Tanggal 27 April 2020 ada lima orang yang ditolak masuk dan yang diperbolehkan ada 1.440 orang.
Baca Juga: Ada Larangan Mudik di Masa Pandemi Covid-19, Terminal Giwangan Yogyakarta Lengang
Selanjutnya tanggal 28 April 2020 ada 93 orang yang ditolak masuk dan yang diperbolehkan masuk ada 1.200 orang.
Dari sisi kendaraan, paling banyak yang ditolak dan diminta putar balik adalah mobil pribadi.
Dari tiga hari pemantauan terdapat 1.558 mobil pribadi dan 98 bus yang masuk ke wilayah DIY, dan mobil pribadi yang ditolak ada 98, kemudian juga ada lima bus yang ditolak masuk.
Melansir dari TribunJogja.com, Kasi Pengendalian Lalu Lintas Dishub DIY, Lazuardi, menjelaskan mereka yang ditolak masuk DIY adalah pemudik yang berasal dari zona merah.
"Kalau bus juga masih ada yg masuk. Kalau mayoritas penumpang adalah pemudik maka kita minta putar balik," ujarnya, dikutip dari TribunJogja.com, Rabu (29/4/2020).
Baca Juga: Perbatasan Yogyakarta-Magelang Dijaga Ketat, Ini Cara Polisi Membedakan Pemudik dengan Warga Lokal
Selain itu, bagi bus yang penumpangnya melebihi kapasitas atau tidak menerapkan physical distancing juga diberlakukan putar balik.
Aturannya, jumlah orang dalam kendaraan paling tinggi 50% dari kapasitas tempat duduk.
Sedangkan untuk motor tidak membawa penumpang (hanya untuk pengendara).
Terkait penggunaan masker, rata-rata penumpang bus atau kendaraan pribadi sudah menerapkannya.
Dan jika ditemukan ada penumpang tak mengenakan masker, maka secara persuasif pihaknya akan memberi mereka masker, jika stok di pos masih ada.
Kemudian dari tiga pos pemantauan, Lazuardi menyebut titik Prambanan dan Tempel paling banyak pemudik yang diminta untuk putar balik.
"Yang paling banyak putar balik di prambanan kebanyakan dari Surabaya. Kalau yang di Tempel, kebanyakan dari Tasikmalaya, Semarang dan zona merah Jabodetabek. Di Temon juga paling banyak dari Jabodetabek," tuturnya.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa ada pemudik yang menyiapkan surat keterangan sehat dan sebelumnya telah menghubungi perangkat desa tempat mereka akan tinggal selama di Jogja.
"Yang bawa surat sehat boleh masuk, tapi kami juga minta alamatnya yang di Jogja. Ada juga yang sudah kontak pengurus RT/RW atau desa. Kami juga lakukan konfirmasi di desa yang mereka tuju, dan mereka wajib isolasi diri dalam pengawasan perangkat desa," paparnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Data Pemudik Masuk ke Yogyakarta yang Diminta Putar Balik di Perbatasan