GridOto.com - Setiap detail motor di MotoGP sangat penting, bahkan juga untuk urusan pedal rem belakang sekali.
Tak cuma mesin, sasis, aerodinamika, suspensi, setiap detail termasuk pedal rem belakang akan bisa menentukan hasil balapan.
Rem belakang tak terlalu dominan pemakaiannya karena pengereman motor MotoGP saat ini lebih dibebankan ke rem depan.
Hanya saja, rem belakang punya peran vital sebagai penyeimbang pengereman saat melewati tikungan.
Baca Juga: Bos Dorna Sports Sebut Pembatalan MotoGP 2020 Akan Jadi Opsi Terakhir
Penggunaan rem belakang yang tepat akan membuat pembalap lebih cepat sepersekian detik dan itu sangat penting.
Tiap pembalap punya spek pedal masing-masing yang dibuat khusus untuk memaksimalkan kemampuan pembalap dan juga disesuaikan dengan feeling pembalap.
Valentino Rossi misalnya, memakai metode yang lebih tradisional dengan adanya karet elastis diikatkan di sekitar main silinder dan di pedalnya.
Karet tersebut membuat pedal lebih rigid atau kaku, sehingga akan lebih keras alias berat saat diinjak.
Baca Juga: Bos Aprilia Apresiasi Keputusan MotoGP Bekukan Pengembangan Motor Hingga 2021
Pedal rem Rossi ini dilengkapi pegas konvensional di sumbu piston pompa rem.
Warna dari pegas ini menjadi indikator seberapa rigid pegasnya.
Pembalap biasanya mencoba pegasnya dengan berbagai varian sampai mereka mendapat yang paling cocok dengan gaya balapnya.
Misalnya Jack Miller (Pramac Ducati) yang memakai rem yang sangat kaku karena dia mencari level sensitivitas yang cukup tinggi.
Baca Juga: Diincar Honda Untuk Gantikan Cal Crutchlow, Begini Tanggapan Pol Espargaro
Tapi secara umun banyak pembalap yang memakai pegas ini untuk memvariasikan tingkat kekerasan pedal remnya.
Contoh lain adalah pembalap LCR-Honda, Takaaki Nakagami, yang juga memakai pegas untuk membuat feelingnya ke pedal lebih baik.
Cukup menarik perhatian dari pedal rem Nakagami adalah adanya part tambahan di pedalnya, seperti pada gambar di atas.
Ada part berbentuk balok di tengah-tengah antara footstep dan ujung pedal.
Part tersebut dipakai ketika pembalap membelok ke kanan dengan sudut kemiringan yang tinggi.
Baca Juga: Tiga Penyelenggara Balap akan Bekerja Sama Untuk Penjadwalan Ulang Balap 2020 Yang Tertunda
Dalam keadaan sangat miring, pembalap akan sulit menginjak ujung pedal rem, dan part tersebut akan membantu.
Prinsip serupa dipakai oleh Alex Rins di motor Suzuki GSX-RR-nya.
Di antara footstep dan ujung pedal ada part tambahan yang seolah menjadi pedal kedua buat Rins.
Yang panjang dipakai saat lurus dan yang pendek dipakai saat menikung.
Terlihat juga ada sesuatu yang menarik di atas pedalnya Rins.
Adanya mur unik yang ada di atas pedalnya.
Mur tersebut bisa diputar untuk membuat pedal lebih pendek lagi agar sistem pengereman lebih menekan lagi secepat mungkin ketika disentuh.
Kadang ada pembalap yang suka dengan pedal lebih panjang dengan adanya karet sebelum kanvas rem menyentuh piringannya.
Baca Juga: Nonton MotoGP Qatar Belum Afdol Tanpa Nyobain Wisata Mewah Khas Timur Tengah, Simak Nih Videonya!
Yang lain lebih suka dengan pedal lebih pendek, yang bisa ditekan sedikit tapi sudah mengerem dengan kuat.
Semua tergantung dari feeling dan gaya pembalapnya.