GridOto.com - Peristiwa terbakarnya Nissan GT-R di KM 13 Tol Cijago, memakan korban jiwa Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia, Arminsyah pada Sabtu sore (4/4/2020) pukul 14.40 WIB.
Sebelum Nissan GT-R tersebut dilalap api, sedan sport berkelir putih tersebut, rupanya mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan parah di bagian depan.
Salah satu pemicu kecelakaan di tol atau jalan raya, diduga pengemudi kehilangan kendali mobilnya akibat memacu kendaraan melebihi batas wajar.
Apalagi saat ini, jalan tol maupun jalan protokol sedang sepi akibat pembatasan aktivitas sosial demi mengurangi penyebaran virus Corona.
Baca Juga: Bertemu Takumi, Empat Perakit Mesin Nissan GT-R di Seluruh Dunia
Psikolog Vera Itibiliana Hadiwidjojo, S.Psi mengatakan, pengendara memiliki alasan tersendiri untuk ngebut dengan kendaraannya.
"Pertama, pengendara cenderung memanfaatkan adanya kesempatan seperti kosongnya jalanan yang memungkinkan untuk mengebut. Kedua terburu-buru dan berikutnya karena ada rasa penasaran," ujar Vera, Minggu (5/4/2020).
Dalam kasus terbakarnya Nissan GT-R, kemungkinan pengendara memiliki rasa penasaran dengan tenaga maksimal mobil berjuluk Godzilla di jalan bebas hambatan.
Selain itu, Vera mengungkapkan rasa penasaran tersebut juga didukung dengan hobi memacu adrenalin.
Baca Juga: Asal Usul Nissan Skyline Sampai GT-R: Evolusi dari Sedan Mewah Sampai Sportscar
"Keinginan untuk menguji kendaraan ini bisa dipicu oleh rasa ingin tahu atau penasaran pada kemampuan kendaraan yang sedang dikendarai, apalagi mobil sport," jelasnya kepada GridOto.com
Hal itu dibarengi dengan keinginan menguji skill mengemudi, apakah ia bisa mengendalikan kendaraan dalam kecepatan tinggi.
"Faktor terakhir, karena memang pengendara suka dengan kegiatan yang memacu adrenalin salah satunya kebut-kebutan," tambahnya lagi.
Demi mengurangi risiko kecelakaan, pemerintah memang mengatur batas kecepatan berkendara mulai dari jalan tol, jalan protokol, jalan antarkota sampai jalan lingkungan.
Namun hal itu harus dibarengi juga dengan tindakan waspada dan berkendara secara safety.
Baca Juga: Nissan GT-R Dikendarai Wakil Jaksa Agung Arminsyah Terbakar di Tol Cibubur, Begini Penjelasan Polisi
Menurut Vera, cara psikologis yang dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan, yaitu selalu waspada, pilah-pilah alasan mengapa harus mengebut sesuai aturan batas kecepatan.
"Kemudian Sadar akan kemampuan mengemudi sendiri dan mengutamakan keselamatan diri, karena ada orang lain yang bergantung pada diri kita, misalnya keluarga," tutupnya.