Sleeper Bus Jangan Dilarang, Pakar Safety Minta Fasilitas Keselamatan Ditingkatkan

Harun Rasyid - Senin, 30 Maret 2020 | 16:55 WIB

Ilustrasi bus dari Karoseri Adiputro (Harun Rasyid - )

GridOto.com - Belum lama ini, sleeper bus sempat disebut kurang aman bagi penumpang oleh Budiyanto yang merupakan Pemerhati Masalah Transportasi.

Kritik tersebut, akhirnya langsung dijawab oleh salah satu perusahaan karoseri di Indonesia yang menyatakan, sleeper bus terjamin keamanannya karena sudah melalui rangkaian perizinan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Lebih jelasnya, Brand & Marketing Comunication Manager Karoseri Laksana, Candra Dewi menyatakan, pihaknya sudah memiliki syarat SKRB (Surat Keputusan Rancang Bangun) dalam pembuatan bodi truk termasuk bagian kabin, supaya bisa mendapatkan SRUT (Sertifikat Registrasi Uji Tipe) dari Kemenhub.

(Baca Juga: Pemerintah Harus Tindak Tegas Bus Bertempat Tidur, Kenapa Bisa Begitu?)

Sony Susmana, selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) memberikan komentarnya.

"Sleeper bus jangan dilarang, tapi dilengkapi kekurangannya dan jenis bus ini juga saya sudah pernah coba," kata Sony, Jumat (27/3/2020).

"Kekurangan itu misalnya, tambahan modifikasi dinding kabin dengan spons atau material lain, untuk meredam benturan saat ada kecelakaan," ujarnya.

Menurut Sony, faktor keamanan tidak bisa dilihat dari fasilitas busnya saja.

GridOto.com
Ilustrasi kabin Sleeper Bus dari karoseri Laksana.


"Jadi harus dicerna itu, insiden atau kecelakaan datang dari mana dan siapa yang terdampak. Karena transportasi yang ada saat ini, direlease dengan faktor keselamatan yang sudah dikaji dan teruji pastinya," terang Sony kepada GridOto.com.

Untuk mengurangi risiko kecelakaan, ia menyebut, banyak tindakan yang dapat dilakukan pihak pengelola bus.

(Baca Juga: Cocok Buat 'Kaum Rebahan', Sleeper Bus Buatan Karoseri Laksana Ini Seharga Rp 1 Miliar!)

"Keamanan itu pertama lebih kepada, siapa pengemudinya, tingkat keterampilan atau jumlah jam terbangnya. Lalu adanya induction/safety briefing sebelum bus berjalan, termasuk evakuasi atau seperti saat naik pesawat," tutur Sony Susmana.

"Langkah lainnya yaitu route atau jalur perjalanan tertentu dan khusus yang lebih aman, sehingga potensinya kecelakaan kecil," tambahnya lagi.

Mengenai faktor kecelakaan yang terjadi pada penumpang sleeper bus, sebenarnya sama dengan bus pada umumnya.

"Pertama itu karena penumpang tidur, sehingga tidak siap jika ada kecelakaan," jelasnya.

"Kesalahan lainnya, penumpang membiarkan pengemudi agressive dalam berkendara, bus tidak layak jalan. Bisa juga karena sopir kelelahan karena durasi driving yang panjang, dan faktor terakhir karena alam atau cuaca buruk," tutur Sony.

(Baca Juga: Keamanan Sleeper Bus Dipertanyakan, Pakar Safety Sebut Aman-aman Saja)

Berdasarkan pengalamannya, sleeper bus banyak dipilih karena konsumen ingin istirahat dengan nyaman, karena itu sopirnya berkendara dengan aman atau tidak agresif.