GridOto.com - Semakin cepatnya wabah virus Corona menyebar di dunia, membuat permintaan peralatan medis semakin meningkat, salah satunya masker.
Produsen peralatan medis dan otomotif berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi kebutuhan akan alat tersebut.
Dikutip GridOto.com dari Motor1.com, produsen mobil Italia-Amerika, Fiat Chrysler Automobiles (FCA) berencana untuk memproduksi satu juta masker per bulan.
Produsen mobil yang berbasis di Belanda ini berencana untuk menyumbangkan masker tersebut ke kru ambulance, polisi, pemadam kebakaran, klinik kesehatan, rumah sakit, serta responden lain di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko yang membutuhkan.
(Baca Juga: COVID-19 di Jerman Makin Merebak, Volkswagen Sumbangkan 200 Ribu Masker untuk Tenaga Medis)
Belum lama ini, FCA memasangkan alat pada pabriknya yang befungsi untuk memproduksi masker, hanya saja belum diketahui lokasinya tepatnya.
Sejauh ini belum ada detail mengenai jadwal produksi dan pengiriman yang akan dilakukan FCA.
Namun menurut Informasi yang beredar, aktivitas produksi akan dilaksanakan pada waktu dekat.
"Melindungi responden dan tenaga medis menjadi hal yang penting," ujar CEO FCA, Mike Manley.
(Baca Juga: Produsen Mobil Listrik Asal China, BYD Produksi Jutaan Masker Per Hari Untuk Lawan Virus Corona)
Mike menambahkan, selain memproduksi ventilator, perusahaannya juga akan membuat masker yang sedang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis.
"Kami telah mengumpulkan sumber daya di FCA untuk fokus sesegera mungkin untuk memasangkan alat produksi masker dan berusaha membantu mereka yang berada di garis depan melawan pandemi ini," kata Mike.
Apabila produksi masker sudah mulai berjalan, distribusi awal rencananya akan difokuskan dahulu pada area kritis di Amerika Utara.
Meski begitu, mereka belum memberikan kejelasan mengenai produksi masker yang akan didistribusikan secara global.
Berdasarkan laporan dari Centers for Disease Control dan Prevention pada Senin (23/3/2020) kemarin, tercatat 33.404 orang terjangkit virus Corona di Amerika Serikat dengan angka kematian sebanya 400 jiwa dan 32.416 kasus masih dalam tahap pengawasan.