Magnesium dan Titanium, Material Part Motor yang Populer di MotoGP

Rezki Alif Pambudi - Selasa, 17 Maret 2020 | 21:03 WIB

Ducati Desmosedici GP20 (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Tak cuma soal mesin, persaingan pada part-part lain di MotoGP sangat ketat di era saat ini.

Selain soal bentuk, material penyusun part juga mengambil peran penting soal kecepatan dan kekuatan motor.

Selain baja yang sudah sangat mainstream, ada beberapa unsur atau material lain.

Misalnya karbon (C), yang dipakai sebagai material piringan cakram rem, juga beberapa part lain seperti swing arm.

(Baca Juga: Kampung Halaman Diisolasi Karena Covid-19, Valentino Rossi Ungkap Kondisi Terbarunya)

Selain karbon, ada material dengan sifat luar biasa yang juga sedang populer di MotoGP.

Misalnya saja magnesium (Mg) dan titanium (Ti).

Magnesium (Mg)

Seperti halnya Aluminium (Al), Magnesium adalah logam yang sering kita dapati dimana saja.

Hampir semua elemen di bumi mengandung magnesium.

Hanya saja, magnesium jarang didapatkan dalam bentuk mentah dari alam, tapi dari proses kimia terutama elektrolisis, yang dilakukan untuk melepaskan magnesium dari suatu senyawa atau zat.

Karakternya sangat ideal untuk konstruksi part motor yang ringan tapi juga cukup kuat.

Material ini sudah sangat populer di dunia angkasa luar sejak awal abad ke-20 karena sifatnya ini.

Dengan massa jenis atau kerapatan 1,73 gram/cm3, material ini lebih ringan dari aluminium (2,73 gram/cm3), juga dengan titik leleh 650 derajat Celcius menjadi yang paling rendah di antara logam alkali lainnya.

(Baca Juga: Keputusan Kasus Doping Andrea Iannone Diumumkan Dalam Waktu Dekat)

Di MotoGP, magnesium dapat ditemui di beberapa komponen mesin, dan yang paling sering adalah di pelek.

Pelek yang dibuat dari aluminium dan magnesium perbedaannya sangat jauh.

Dalam 1 pasang pelek, perbedaannya bisa mencapai 7,4 kg, atau secara umum pelek berbahan magnesium lebih ringan setengah kalinya dibanding aluminium.

Penggunaan optimal magnesium pastinya harus dipadukan dengan beberapa elemen lain, baik aluminium, seng, zirkonium, mangan, dan lainnya.

Pelek berbahan magnesium dibuat dari hot forging dengan temperatur 250 sampai 450 derajat Celcius, ditekan dengan gaya dari mulai 600 sampai 13 ribu ton secara progresif dan berulang untuk menguji kekuatannya.

Tidak cuma di MotoGP, magnesium juga sangat dibutuhkan di tubuh manusia.

Tubuh manusia membutuhkan Mg untuk kekuatan dan kesehatan tulang, logikanya sama kan dengan part di MotoGP tadi.

Titanium (Ti)

Titanium adalah logam yang cukup umum juga, termasuk dalam 9 unsur paling banyak ditemui di kerak bumi.

(Baca Juga: Bos Tim Ducati Sebut Balapan MotoGP Akan Terasa Aneh Jika Tanpa Penonton)

Kerapatannya 4,5 gram/cm3 membuatnya sebagai yang paling berat di antara deretan logam ringan, tapi jauh lebih ringan di antara logam berat seperti besi.

Kekuatannya sudah terkenal di dunia angkasa luar, medis, industri, dan juga militer.

Titanium murni tanpa perpaduan dengan unsur lain, tetap jauh lebih kuat daripada umumnya baja yang terbuat lebih dominan dari besi, dan tentunya lebih ringan.

Selain kekuatannya, titanium juga dipuji soal tahan karatnya, juga titik lelehnya yang mencapai 1668 derajat Celcius.

Titanium termasuk unsur yang mahal karena pengolahannya yang cukup kompleks dan sulit.

Di MotoGP, pemakaian titanium tidak sembarangan diperbolehkan, yang tidak boleh misalnya di sasis, swing arm, setang, dan beberapa komponen suspensi.

Biar begitu, masih banyak yang bisa memakai titanium.

Misalnya sistem pengereman, pipa knalpot, beberapa part bagian dalam mesin seperti katup, dan banyak part lainnya, yang mana part tersebut membutuhkan kekuatan, ketahanan terhadap karat, dan tidak mudah meleleh.