GridOto.com - Tekanan angin ban mobil sebenarnya sudah diatur oleh pabrikan sesuai dengan jenis kendaraan dan ukuran ban yang digunakan.
Biasanya terdapat label yang ditempel di samping pintu depan mobil pengemudi.
Namun, enggak sedikit juga yang mengisi angin ban dengan ukuran di atas standar (terlalu keras) dengan alasan untuk mengangkut banyak penumpang.
Akan tetapi ada juga yang mengurangi tekanan angin ban di bawah standar (kurang angin) demi mendapatkan redaman lebih empuk.
Bagaimana nih pendapat pakar dari pabrikan ban soal dua tindakan ini?
(Baca Juga: Ban Dunlop SP Sport LM705 Bisa Tahan Dipakai Sampai Sejauh Ini)
Bambang Hermanu Hadi, Manager Training and Product Knowledge PT Sumi Rubber Indonesia mengatakan dua hal tersebut tidak baik.
"Sebenarnya kedua kondisi tersebut kurang baik untuk mobil itu sendiri," buka Bambang.
Hal yang paling tepat adalah menggunakan tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan mobil.
"Akan tetapi bila harus memilih, tekanan angin ban lebih tinggi itu lebih aman dibanding di bawah rekomendasi pabrikan," terangnya lagi.
Ini karena ban yang kurang angin akan lebih mudah rusak akibat benturan dengan permukaan jalan yang tidak rata.
(Baca Juga: Desain Tapak Ban Dunlop SP Sport LM705 Kurangi Bising, Ini Alasannya)
"Benturan yang terus-menerus dan beban yang ditopang ban cukup berat akan membuat benang nylon bisa putus dan telapak ban atau sisi dinding ban bisa benjol dan pecah," sebutnya lagi.
Makanya banyak kejadian pecah ban di jalan tol yang disebabkan tekanan angin ban kurang dari standar.
"Selain itu, kenaikan tekanan angin ban juga lebih tinggi pada kondisi ban yang kurang angin," ungkap Bambang.
Umumnya, tekanan angin ban pada mobil bila dipergunakan lama bisa naik sekitar 2-3 Psi.
Jadi jangan sampai ban kurang angin ya sob.