GridOto.com - Wabah virus Corona telah menginfeksi sebanyak 60.000 warga China dan telah menelan 1.368 korban jiwa.
Akibat dari kejadian tersebut, pemerintah China mengambil langkah tegas dengan melakukan isolasi serta menutup akses jalan dan tempat kerja, salah satunya adalah pabrik Tesla di Shanghai.
Dikutip GridOto.com dari laman Drivetribe.com, penutupan sementara ini atas perintah dari pemerintah China.
Pabrik direncanakan kembali berproduksi pada hari senin depan.
Hal tersebut membuat Tesla harus mengumumkan kepada pelanggan agar bersabar terhadap penundaan satu hingga satu setengah minggu pada beberapa pengiriman.
(Baca Juga: Mitsubishi Fuso Waspadai Dampak Bisnis dari Wabah Virus Corona di Tiongkok)
Pabrik Tesla Gigafactory Shanghai sendiri dilaporkan hanya memberikan kontribusi kecil terhadap profitabilitas perusahaan, karena hanya pabrik China yang membuat Model 3 dan terkena dampak.
Namun karena pengumuman penundaan tersebut, saham Tesla turun sebesar 17,18% dan menjadikannya hari terburuk kedua untuk Tesla, setelah penuruan saham sebesar 19,3% yang terjadi pada tahun 2012.
Beberapa orang mengkritik Elon Musk karena membahayakan nyawa pekerja pabrik dengan melanjutkan produksi pada pabrik saat wabah masih berlangsung.
Ada yang menyebutkan hal tersebut sebagai strategi egois untuk menjaga saham Tesla terus naik.
Namun, pada minggu lalu pemerintah China mengumumkan bahwa mereka akan membantu perusahaan untuk memulai kembali operasinya sesegera mungkin.