GridOto.com – Pembalap tim Kawasaki, Jonathan Rea sudah memprediksi bahwa dirinya akan sulit mempertahankan gelar juara dunia Superbike di WorldSBK 2020 karena faktor ini.
Seri pembuka kejuaraan dunia Superbike atau WorldSBK 2020 akan dimulai di sirkuit Phillip Island, Australia (29/2–1/3).
Terjadi banyak perubahan susunan pembalap pada tim peserta WorldSBK 2020, termasuk Jonathan Rea yang mendapat rekan setim baru.
Sebagai juara dunia bertahan, Jonathan Rea coba memprediksi jalannya kompetisi dengan melihat peta kekuatan tim WorldSBK 2020.
(Baca Juga: Tim Yamaha Perkenalkan Pembalap Baru Jelang Tes WorldSBK 2020 di Jerez)
Pembalap tim Kawasaki itu mendominasi kejuaraan dunia Superbike (WorldSBK) sejak 2015.
Tahun lalu ia mendapat lawan sengit dari pembalap tim Ducati, Alvaro Bautista di awal musim kompetisi.
Tahun ini Jonathan Ream dapat saingan dari mantan pembalap MotoGP yang juga juara Superbike Inggris, Scott Redding.
Menurutnya, menjelang dimulainya kompetisi, semua orang tampak bersemangat, sama seperti tahun lalu dan ceritanya berbeda.
"Tahun lalu, seperti dengan Alvaro yang tampaknya tidak tersentuh dan pada akhirnya kami cukup dominan,” kata Jonathan Rea kepada bikesportnews.com.
“Ini berpotensi menjadi hebat (kompetisi tahun ini) karena ada begitu banyak pembalap cepat di tim yang berbeda,” lanjutnya.
“Kembalinya Honda cerita yang cukup bagus, karena tidak ada yang tahu potensinya,” ucapnya.
“Tetapi mereka memiliki potensi untuk tampil bagus dan berjuang untuk lima besar,” sebut Jonathan Rea.
(Baca Juga: Melempem di Tes WorldSBK Portimao, Ini Masalah Alvaro Bautista dan Honda)
Honda yang kembali sebagai tim pabrikan di WorldSBK, diperkuat Alvaro Bautista dan Leon Haslam yang pernah balapan bersama Jonathan Rea di Kawasaki.
Tim Kawasaki sendiri mendatangkan Alex Lowes yang sebelumnya balapan di tim Yamaha.
Tim pabrikan Yamaha tetap mengandalkan Michael van der Mark, ditemani Toprak Razgatlioglu yang dalam tiga tahun terakhir menggeber motor Kawasaki.
Yamaha juga menurunkan mantan pembalap MotoGP Loris Baz di tim independennya.
"Tidak ada yang tahu (mengenai peta kekuatan). Kami membutuhkan tiga atau empat balapan untuk benar-benar memahami di mana semua orang berada," bilang Jonathan Rea.