GridOto.com - Kementerian Perhubungan mengumpulkan seluruh operator Angkutan Jalan yang terdiri dari Operator Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Angkutan Pariwisata, dan Angkutan Barang di Kantor Kemenhub, Jakarta, Sabtu (25/1/2020).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sebanyak 380 operator angkutan jalan (AKAP, Pariwisata, Angkutan Barang), Organda, Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dan stakeholder terkait lainnya.
Tujuan mengumpulkan para operator Angkutan Jalan adalah untuk menguatkan komitmen bersama meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanan khususnya Angkutan Jalan.
Mengingat sejumlah kecelakaan terjadi beberapa waktu ini yang melibatkan angkutan jalan seperti Bus Pariwisata di Pagar Alam Sumatera dan Subang serta truk-truk yang over dimensi dan overload (ODOL).
“Kita menginginkan suatu angkutan jalan yang kompetitif, sama baiknya atau bahkan lebih baik dari Negara-negara tetangga," kata Menhub Budi Karya.
"Oleh karenanya kami secara langsung menyampaikan perlunya komitmen untuk bersama-sama meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanannya. Ini bukan hanya harapan Pemerintah tapi juga harapan mereka (operator Angkutan Jalan) dan masyarakat semua,” sambung Budi.
Budi mengatakan, pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh pengemudi baik itu keterampilan, kepatuhan serta kesehatan dari pengemudi tersebut.
“Salah satu yang sering menjadi faktor kecelakaan adalah faktor pengemudi, untuk itu saya ingatkan agar memperhatikan pengemudi masing-masing, baik itu keterampilannya, kesehatannya kepatuhannya serta waktu kerjanya”ujar Menhub.
Tak hanya itu, ia menyinggung masalah peningkatan pelayanan yang harus segera dilakukan khususnya untuk moda transportasi bus.
“Untuk meningkatkan pelayanan secara langsung saya menginginkan tiket bus sudah dapat bisa dipesan secara online dan juga armada-armada yang ada harus bagus dan di rawat dengan baik agar masyarakat nyaman menggunakan bis tersebut,” tegas Budi.
Menhub meminta agar tidak ada lagi truk-truk odol karena rawan sekali akan kecelakaan dan juga menimbulkan kerugian Negara akibat rusaknya jalan yang ada.
“Untuk odol saya minta sudah tidak ada lagi kedepannya. Saya minta perusahaan dan pengemudi angkutan barang dapat mematuhi aturan serta menciptakan kendaraan yang berkeselamatan, keamanan, kenyamanan baik pengemudi ataupun pengguna jalan lain,” tandasnya.