GridOto.com - Reli Dakar bukan hanya sekadar ajang balap untuk menentukan siapa yang paling cepat, bukan!
Lebih dari itu, Reli Dakar digunakan para pembalap untuk menguji mentalnya, fisik, skill, attitude, dan kekuatan dari dalam diri pembalap.
Banyak sisi lain yang bisa didapatkan peserta dibandingkan hanya sekadar kemenangan.
Bisa menyelesaikan balapan saja sudah hebat karena banyak sekali peristiwa tak diduga di tengah lomba, sedangkan jadi juara hanya sekadar bonus.
Reli Dakar juga menguji rasa solidaritas peserta, makanya banyak aksi tolong menolong meski sedang berburu kemenangan.
(Baca Juga: Ini Tugas Penting Seorang Navigator di Ajang Balap Reli Dakar)
Jika ada yang kesulitan, pembalap lainnya menolong.
Para pembalap harus balapan selama 2 minggu, menempuh ribuan kilometer, mendapat banyak cobaan dan ujian selama perjalanannya.
Ada saja cobaannya, bisa kendaraannya rusak, terjebak, tersesat, tubuhnya sakit, stress, dan lainnya.
Banyak pelajaran dan hal penting dalam hidup yang akan didapatkan peserta, sangat banyak meski tidak semua akan tertangkap kamera dan diketahui penonton.
Momen mengharukan pernah dialami Frederic Barlerin, pembalap asal Prancis berusia 39 tahun di Reli Dakar tahun lalu.
Selama balapan, berulang kali Barlerin motornya rusak.
Dia berusaha selalu memperbaikinya, baik sendiri maupun dari bantuan orang yang kebetulan ada di sekitar lokasinya.
(Baca Juga: Waduh, 4 Pembalap Ini Diprediksi Bakal Mendapatkan Tekanan Besar di F1 2020)
Namun, berulang kali memperbaikinya, motornya rusak lagi.
Ini ujian yang dialaminya di ajang Reli Dakar.
Hal itu bikin Barlerin frustrasi tapi dia tetap bertahan dan pantang menyerah.
Barlerin tetap tidak mau menyerah, bahkan dirinya sampai menangis frustrasi.
Seperti video berikut ini
➡ Will Frédéric Barlerin figure out how to fix his bike? Find out below... ????
— DAKAR RALLY (@dakar) 14 Januari 2019
???? VOTE FOR THE BEST EPIC STORY on our Facebook page ???? ⁰@Motul #EpicStorybyMotul
Click here ➡️ https://t.co/gaTMdlifkM pic.twitter.com/Om87R5omh2
Para pembalap punya motivasi masing-masing untuk ikut dalam ajang balap paling menantang di dunia ini.
Yang bikin Barlerin tidak mau menyerah adalah mendiang pamannya, yang kebetulan meninggal beberapa waktu lalu sebelum Reli Dakar tahun lalu dimulai dimulai.
Pamannya adalah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya.
Dengan mengingat pamannya, Barlerin tidak mau menyerah begitu saja, walaupun dirinya sudah sangat stress dengan beratnya cobaan yang dilalui pada Reli Dakar ini.
Di 2020 ini, akan ada momen mengharukan apa lagi ya?