GridOto.com – Balap Formula 2 (F2) 2019 dijuarai oleh Nyck de Vries. Pembalap Belanda ini boleh disebut pembalap yang ‘dibuang’ dari salah satu tim kuat.
F2 yang menjadi balapan pendukung di beberapa seri Formula 1, menggelar dua balapan setiap serinya yang kebanyakan balapannya di sirkuit Eropa.
Race 1 atau feature race dipentas hari Sabtu setelah kualifikasi F1, race 2 atau sprint race hari Minggu sebelum balap F1 dimulai. Masing-masing balapan memberi point berbeda.
Balap F2 2019 diwarnai duka dengan tewasnya Anthoine Hubert setelah kecelakaan di sirkuit Spa-Francorchamps, pada race 1 F2 Belgia.
(Baca Juga: Mobil Terbelah Dua, Video Detik-detik Anthoine Hubert Tewas Kecelakaan Balap F2 Belgia)
Kompetisi F2 yang diikuti oleh pembalap muda ini, boleh dibilang memiliki kekuatan seimbang antarpembalap.
Throwing it back to the exciting race start on Sunday at @BAH_Int_Circuit ⏪
— Formula 2 (@FIA_F2) April 4, 2019
Can we go racing again soon, please? ????#BahrainGP ???????? #F2 #TBT pic.twitter.com/J6vbpiOunO
Karena balapan yang jadi feeder (pengumpan) balap F1 ini menggunakan sasis, mesin dan pemasok ban yang sama.
Sebanyak 27 pembalap yang berpartisipasi di F2 2019, 8 di antaranya jadi pemenang, 4 pembalap teratas di klasemen akhir bersaing ketat.
Namun Nyck de Vries sudah mengunci gelar juara di seri ke-11 dari 12 seri F2 2019, atau masih menyisakan tiga balapan.
Yaitu setelah pembalap tim ART Grand Prix berusia 24 tahun ini memenangkan race 1 di F2 Rusia.
Nyck de Vries bersaing ketat dengan Nicholas Latifi (tim DAMS) di peringkat kedua dan Luca Ghiotto (UNI-Virtuosi Racing) di urutan ketiga.
Mereka sama-sama memenangkan empat balapan, namun Nyck de Vries lebih banyak naik podium.
Bagi Nyck de Vries, jadi juara F2 merupakan pencapaian tertinggi dalam karier balapnya.
(Baca Juga: Dilepeh Red Bull, Rekan Setim Sean Gelael di F2 Dan Ticktum Diambil Tim F1 Williams)
Pembalap yang pernah bergabung di McLaren Young Driver Programme pada 2010 ini, bercita-cita jadi pembalap F1.
Ikut balapan F2 sejak 2017, sejumlah pembalap F2 seangkatannya sudah naik kelas ke F1.
Ia pernah bilang tidak kepilih jadi pembalap F1, terutama tim McLaren, karena kalah dalam urusan finansial.
(Baca Juga: Puasa 11 Bulan, Ini Rahasia Sean Gelael Dapat Point di Race 1 F2 Azerbaijan)
Ia pun meninggalkan McLaren Young Driver Programme pada Mei 2019.
Pada 2018 Nyck de Vries balapan untuk tim Pertamina Prema Theodore Racing, satu tim dengan pembalap Indonesia Sean Gelael.
Enam kali ia naik podium dengan tiga di antaranya podium tertinggi dan menduduki peringkat empat klasemen akhir.
Tiga pembalap di atasnya naik ke balap F1, George Russell (tim Williams), Lando Norris (McLaren) dan Alexander Albon (toro Rosso).
Nyck de Vries tidak terpilih oleh salah satu tim F1 pun
Apesnya lagi, ia tersingkir dari tim Prema yang mendatangkan Mick Schumacher, anak legenda balap F1 Michael Schumacher untuk di F2 2019.
(Baca Juga: Breaking News! George Russell Resmi Jadi Pembalap Tim Williams F1 2019)
Prema Racing salah satu tim kuat di F2, yang pada 2016 membawa Pierre Gasly (kini pembalap F1 tim Toro Rosso) juara GP2 (sebelum ganti nama jadi F2).
Setahun berikutnya, Prema Racing mengantar Charles Leclerc juara F2 yang kemudian diangkat jadi pembalap F1 tim Sauber pada 2018 dan di 2019 bersama tim Ferrari.
Dibuang dari tim Prema Racing tidak membuat Nyck de Vries patah semangat bersama tim ART Grand Prix.
???? 2019's TOP TEN OVERTAKES ????
— Formula 2 (@FIA_F2) December 23, 2019
???? Zhou's sweep around the outside
9️⃣ Schumacher keeping it stuck to the inside #F2 #RoadToF1 pic.twitter.com/yDtt3f7GfK
Sejumlah nama besar di F1 pernah menimba ilmu pada tim yang bermarkas di Prancis ini di berbagai balapan.
Sebut saja Sebastian Vettel, Lewis Hamilton, Nico Rosberg, Nico Hulkenberg, George Russell, Alexander Albon, Esteban Ocon dan banyak lagi.
Sebelum GP2 berubah nama jadi F2 pada 2017, ART Grand Prix menjuarai GP2 lewat Nico Rosberg (2005), Lewis Hamilton (2006), Nico Hulkenberg (2009) dan Stoffel Vandoorne (2015) serta Romain Grosjean yang juara GP2 Asia tahun 2008.
Di F2, Nyck de Vries jadi pembalap ART kedua yang juara, sebelumnya Goerge Russell pada 2018.
Nyck de Vries membuktikan kalau dirinya bukanlah pembalap kaleng-kaleng, 12 kali naik podium dengan di antara empat podium tertinggi, membuatnya unggul 52 point dari Nicholas Latifi di klasemen akhir F2 2019.
(Baca Juga: Merasa Lebih Bagus, Nyck de Vries Kecewa Tidak Jadi Pembalap F1)
Namun lagi-lagi, tidak ada tim F1 yang melirik untuk jadi pembalapnya. Sementara peringkat kedua Nicholas Latifi jadi pembalap F1 tim Williams untuk 2020.
Thank you for joining us in 2019 ❤️#AbuDhabiGP ???????? #F2 pic.twitter.com/sxTzVr8wAz
— Formula 2 (@FIA_F2) December 1, 2019
Dalam dua tahun terakhir, juara F2 dipromosikan jadi pembalap F1, Charles Leclerc dan George Russell.
Sesuai peraturan, juara F2 tidak dibolehkan lagi berkompetisi di balap F2 tahun berikutnya.
(Baca Juga: Resmi! Mantan Rekan Setim Sean Gelael di F2, Nyck de Vries Balap di Formula E)
Nasib baik akhirnya datang, ketika Mercedes mengangkat derajat pembalap berdarah Indonesia ini ke Formula E musim balap 2019-20.
Pembalap buangan ini membela Mercedes-Benz EQ Formula E Team.
Sementara itu pembalap Indonesia, Sean Gelael yang balapan untuk tim Prema Racing menduduki peringkat 17 klasemen akhir dengan 15 point.
Rekan setimnya, Mick Schumacher di urutan 12 dengan 53 point dan sekali meraih kemenangan di F2 Hongaria.
A worthy winner, indeed ????
— Formula 2 (@FIA_F2) December 18, 2019
The moment @nyckdevries got his hands on the winner's trophy for the 2019 FIA Formula 2 season, at last week's Prize-giving ceremony#F2 pic.twitter.com/J9qfXXkBzz