GridOto.com - Kementerian Perindustrian menargetkan Indonesia menjadi pusat pengembangan produksi kendaraan listrik di kawasan ASEAN pada tahun 2030.
Hal ini antara lain ditopang melalui potensi pasar yang sangat besar.
“Maka itu, salah satu fokus pemerintah adalah merumuskan dan menerbitkan kebijakan yang mendukung target tersebut," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (23/12/2019).
"Kami berharap pelaku industri Taiwan ada yang berminat investasi di sektor otomotif,” sambung dia.
(Baca Juga: Kemenperin Adakan Pertemuan dengan Pemerintah Jepang, Kerja Sama Kendaraan Listrik?)
Pada Jumat (20/12) lalu, Menperin menghadiri Luncheon Meeting dengan para CEO dari perusahaan-perusahaan di Taiwan.
“Pemerintah Indonesia membuka pintu kepada para investor yang ingin masuk ke Indonesia untuk menumbuhkan industri manufaktur, termasuk sektor otomotif,” ujarnya.
Langkah ini guna memperkuat struktur industri di dalam negeri, mulai dari sektor hulu sampai hilir.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan produktivitas, rasio kepemilikan mobil yang ada di Indonesia perlu dipacu.
(Baca Juga: Kemenperin Sebut Penyebab Berhentinya Produksi Datsun di Indonesia Tahun Depan)
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rasio kepemilikan mobil di Indonesia baru sekitar 87 unit per 1.000 orang, masih rendah di bawah negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 450 unit per 1.000 orang dan Thailand sebanyak 220 unit per 1.000 orang.
Agus menilai, prospek penjualan mobil di Indonesia masih sangat menjanjikan.
Sebab, apabila bertambah satu unit saja dari 87 ke 88 unit, berarti penjualan akan naik sekitar 260 ribu unit.
“Dengan populasi penduduk kita 260 juta jiwa, maka room to grow bagi industri ini begitu besar,” ungkapnya.
Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan, terutama agar siap mengimplementasikan industri 4.0.
“Jadi, industri otomotif sebagai bagian dari lokomotif sektor manufaktur di dalam negeri, yang akan mendongkrak PDB nasional menjadi 10 besar di dunia pada tahun 2030,” imbuhnya.