OtoRace.id - Selain di sektor mobil, racing suit atau pakaian balap juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Pakaian balap memegang peranan penting dalam menjaga keselamatan pembalap, tentunya tidak dibuat dengan bahan dan cara biasa saja.
Racing suit pembalap F1 saat ini dibuat dengan daya tahan api yang sangat tinggi, melindungi pembalap dari kejadian tidak diinginkan.
Wah, menarik juga nih kalau kita tahu perkembangan baju balap dari masa ke masa.
Tahun 1950-an
Tahun 1950-an adalah era Juan Manuel Fangio yang jadi juara F1 lima kali selama periode 1951 sampai 1957.
(Baca Juga: Ricardo Gelael Beli 1 Mobil Reli Citroen C3 R5 Lagi, Pereli Inikah Calon Pemakainya?)
Gambar di atas ini adalah ilustrasi baju dan helm yang dipakai Fangio.
Baju balap yang dipakai Fangio simpel banget.
Terlihat bagian atasnya cuma memakai kaus polo dengan celana panjang biasa yang tidak menyatu.
Helmnya juga sangat simpel dengan batok yang hanya menutupi kepala bagian atas sementara bagian telinga ditutup dengan kain atau kulit dan dikaitkan satu sama lain.
Selain itu, kadang yang dipakai adalah jaket dan celana panjang yang longgar.
Ya wajar sih, F1 zaman itu tidak secepat dan seberbahaya sekarang.
Akhir 1960-an sampai awal 1970-an
Akhir 1960-an mulai populer setelan racing suit yang kompak tersambung dari bagian atas sampai bawahnya.
Pada periode ini, kelihatan perbedaan pembalap dan penontonnya, tidak seperti pada periode sebelumnya dimana penonton dan pembalapnya memakai pakaian yang mirip-mirip.
(Baca Juga: Angka Crash MotoGP 2019 Turun Banyak, Apa Alasannya?)
Baju balap di atas adalah ilustrasi milik pembalap Skotlandia, Jackie Stewart.
Baju dan helm yang dipakai Jackie jadi populer di ajang balap kala itu.
Pada masa itu juga, perkembangan baju balap tahan api dimulai.
Dan di 1963, bersamaan dengan di ajang NASCAR, baju balap tahan tahan api dikenalkan.
Pemakaian googles di helm sudah populer juga bersamaan juga dengan batok helm yang menutup kepala bagian samping seperti gambar di itu.
Pertengahan 1970-an
Pada 1975, FIA mengeluarkan standar baju tahan api.
Sayangnya pada 1976, terjadi peristiwa besar, terbakarnya juara dunia tiga kali, Niki Lauda, yang menakutkan, di Nurburgring, Jerman.
Niki Lauda hampir mati terbakar, luka bakar pada wajahnya masih membekas sampai sekarang.
Saat itu yang ramai dibahas adalah masalah baju balap yang ternyata gagal mengamankan Niki Lauda, karena ia mengalami luka bakar serius.
Peristiwa itu jadi babak baru perkembangan baju balap di F1.
(Baca Juga: Jorge Lorenzo Segera Umumkan Kembali ke MotoGP)
Baju balap dengan bahan katun dihabisi dan pada 1979, baju balap F1 yang tahan api menggunakan standar baru dengan material seperti yang digunakan astronaut.
Pertengahan 1980-an
Baju era Ayrton Senna pada 1987 jadi tonggak besar dalam sejarah F1.
Perkembangan baju F1 saat itu sedang dalam penyempurnaan dari generasi sebelumnya.
Hampir tidak ada sama sekali kasus besar terkait baju balap.
1990-an sampai sekarang
Baju yang dipakai sejak 1994 hingga sekarang hampir tidak terlalu banyak berubah.
(Baca Juga: Tim Suzuki Umumkan Tanggal Peluncuran Motor Baru MotoGP 2020)
Bisa dibilang, baju F1 sudah bagus menjaga keselamatan sejak 1994.
Dan dari tahun ke tahun tinggal sedikit penyempurnaan saja terutama masalah daya tahan maksimal baju balapnya.
Saat ini, baju balap yang dipakai bisa menahan panas pada suhu 600 sampai 800 derajat Celsius.
Termasuk juga sarung tangan, kaus kaki, dan perangkat pendukung lain yang juga tahan panas.