GridOto.com - Awas, memasang busi dingin di motor harian yang masih standar memiliki efek samping negatif.
Pasalnya, busi dingin ini memang didesain untuk bekerja pada temperatur ruang bakar tinggi seperti mesin-mesin yang sudah diupgrade atau untuk balap.
Makanya, saat digunakan di mesin standar cenderung memunculkan beberapa kendala pada mesin.
"Paling sering terjadi, motor jadi lebih sulit dihidupkan jika berada dalam keadaan dingin," ucap Giman, Managing Director PT. Maju Gemilang Persada selaku distributor busi Brisk untuk motor di Indonesia.
(Baca Juga: Ini Bagian Motor yang Rawan Rusak Saat Musim Hujan, Lihat Videonya)
Mesin jadi sulit dihidupkan karena busi dingin memiliki insulator yang cepat melepas panas.
Itu membuat busi kesulitan membuat suhu ideal untuk menghidupkan mesin yang juga memuliki suhu dingin ketika belum dihidupkan.
"Efek samping lainnya, biasanya umur pakai businya jadi tidak lama," tambahnya saat peluncuran busi Brisk X-Line Racing.
Umur pakai busi yang menjadi lebih pendek ini karena di mesin standar suhu ruang bakar tidak setinggi mesin-mesin yang sudah diupgrade.
(Baca Juga: Lakukan Trik Simpel Ini Agar Bearing Gir Belakang Jadi Lebih Awet!)
Dengan suhu ruang bakar yang tidak terlalu tinggi, busi menjadi terlalu cepat dingin.
Hal itu bisa membuat penumpukan sisa karbon hasil pembakaran pada elektroda yang menghalangi terjadinya percikan api.
Makanya, penggunaan busi dingin memang kurang dianjurkan di mesin-mesin yang masih standar dan jarang digunakan di rpm tinggi.
(Baca Juga: Enggak Perlu ke Bengkel, Begini Cara Cek Harga Spare Part Motor Honda)
Menentukan busi panas dan busi dingin bisa dilihat dari kode businya.
Untuk busi merek NGK dan Denso semakin besar angkanya berarti businya semakin dingin alias cepat melepas panas.
Sedangkan untuk busi merek Brisk, semakin besar angkanya berarti businya semakin panas.