GridOto.com - Beberapa waktu ini eksistensi dari bahan bakar bersubsidi jenis solar untuk kendaraan bermesin diesel, dipertanyakan di wilayah Jawa Timur.
Tentu semakin sulit ditemuinya solar di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), cukup dirasakan oleh sebagian masyarakat setempat.
Menangggapi hal tersebut, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Timur, Setiajit, angkat bicara.
Dilansir dari Tribunjatim.com, ia mengatakan awal mula langkanya solar di Jawa Timur terjadi dari adanya surat edaran dari BPH migas.
(Baca Juga: Solar Mulai Langka, Begini Komentar Langsung dari Pertamina)
Surat edaran BPH migas no;3865.E/KaBPH/2019 ini berisi tentang pengendalian kuota jenis bahan bakar minyak tertentu untuk tahun 2019.
"Ada pengendalian kuota BBM tertentu sejak tanggal 1-13 November 2019 dilakukan dengan mengurangi kuota rata-rata harian sebesar 10 persen," katanya, Jumat (15/11).
Dengan dipangkasnya kuota tersebut membuat antrian di beberapa SPBU di Jawa Timur mengular, dan antrian tersebut kebanyakan terjadi pada bagian pegisian solar.
(Baca Juga: Tak Harus Pertamina DEX, Isuzu Mu-X Bisa Diisi Solar Biasa. Ini Rahasianya)
Setiajit mengatakan, adanya hal tersebut Pertamina pun mengembalikan kuota rata-rata harian per 14 November 2019 kemarin.
"Namun solusi yang diambil tersebut menimbulkan risiko terhadap beban subsidi BBM tertentu," lanjutnya.
Ia menambahkan kuota Solar untuk Jawa Timur sendiri sudah melampaui jatah alokasi.
Selama 2019 Jawa Timur mendapatkan jatah 2.092.000 kilo liter solar.
(Baca Juga: Imbas Solar Langka di Ciamis, Puluhan Bus Terpaksa Tak Beroperasi)
Untuk kuota sampai bulan Oktober 2019 adalah 1.742.400 kilo liter.
Namun pada pengaplikasiaanya hingga bulan Oktober 2019 alokasi solar yang sampai di Jawa Timur malah mencapai 1.917.800 kilo liter.
Over kuota tersebut yang menjadi salah satu penyebab dibatasinya alokasi solar di Jawa Timur untuk mencegah alokasi berlebih hingga penghujung 2019.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "Solar Bersubsidi Langka di Jawa Timur, Pemprov Jatim Jelaskan Kronologinya"