Ia pun meminta untuk mengurangi jumlah tikungan yang semula ada 19 menjadi 17 tikungan.
"Alasannya karena faktor keamanan. Terlalu banyak tikungan, bisa berisiko kecelakaan. Lalu diganti dengan trek lurus untuk menambah aksi overtaking," kata Ricky Baheramsjah, CEO Mandalika Grand Prix Association (MGPA) saat ditemui OtoRace.id di Jakpus (14/11).
"Karakter sirkuit yang semula juga dinilai lebih menguntungkan salah satu pabrikan. Kami ubah juga agar persaingan lebih merata," sambung Ricky Baheramsjah.
Jika menilai omongan yang dimaksudkan pria berkacamata itu, bisa jadi itu adalah pabrikan Yamaha, lantaran motor Yamaha YZR-M1 memang lebih unggul jika sirkuit punya banyak tikungan cepat.
istimewa
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta (baju biru) takjub dengan kemajuan pembangunan sirkuit MotoGP di Mandalika, NTB (28/10/2019)
Meski jumlah tikungan berkurang, lebar run safe dibuat lebih lebar 2 meter dari semula.
Tujuannya agar motor yang mengerem dalam kecepatan tinggi, lalu dia terjatuh, masih punya jarak yang aman agar terhindar dari pagar pembatas.
"Ini juga untuk memenuhi standar yang ditetapkan FIM dan mempermudah homologasi yang akan dilakukan pada akhir tahun 2020," pungkas Ricky.
Apalagi rencananya, sirkuit akan dipakai untuk sesi tes pramusim MotoGP 2021.