Mitsubishi Outlander PHEV Memungkinkan Diproduksi Lokal, Ini Syaratnya

Wisnu Andebar - Selasa, 5 November 2019 | 12:40 WIB

Mitsubishi Outlander PHEV (Wisnu Andebar - )

GridOto.com - Saat ini, Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) diimpor secara utuh alias Completely Built Up (CBU) dari Jepang.

Sejak diluncurkan dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, peminat Mitsubishi Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) sudah mencapai 40 hingga 50 konsumen.

Rencananya, pengiriman ke konsumen akan dilakukan mulai bulan November 2019 ini.

(Baca Juga: Aturan PPnBM Baru, Harga Mitsubishi Outlander PHEV Bakal Turun 40 Persen?)

Meski masih diimpor secara utuh dari Jepang, ke depannya tidak menutup kemungkinan Mitsubishi Outlander PHEV ini diproduksi secara lokal.

"Kalau bicara produksi kan kami sudah punya pabrik, sebetulnya ya harusnya produk apapun bisa, tapi ini kan bicara pasar, jadi tidak otomatis semua bisa diproduksi di sini," kata Director of Sales and Markeing Division Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Irwan Kuncoro saat ditemu di Jakarta belum lama ini.

Namun, lanjut dia, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi jika suatu produk ingin diproduksi lokal, seperti permintaan pasar dan harga yang terjangkau.

"Volume dan price harus sesuai dengan segmennya," sambung Irwan.

(Baca Juga: Pasar Otomotif Lesu, Mitsubishi Berharap Penjualan di Akhir Tahun Naik)

Nah, menurut dia, dengan harga Rp 1 miliar lebih itu sulit untuk Outlander PHEV bisa dapat volume besar.

Tapi, dengan skema PPNBM baru yang nantinya mengacu pada besaran emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan, ia mengungkapkan harga bisa turun 40 persen.

"Kalau harganya bisa turun, bisa dapat volume besar, kan bisa memungkinkan diproduksi (lokal)," tutupnya.