GridOto.com - Saat ini Pertamina menjadi satu-satunya badan usaha yang berupaya menyediakan BBM Satu Harga melalui pembangunan SPBU di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).
Melansir dari Kontan.co.id, pembangunan SPBU di wilayah 3T ini masih akan menjadi prioritas utama dari Pertamina.
Hal ini diungkapkan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman.
Dalam pembangunan SPBU di wilayah 3T ini pihaknya mengaku tidak melulu mempertimbangkan aspek keuntungan bisnis dari program tersebut.
Pasalnya, pembangunan SPBU di wilayah 3T merupakan bentuk pengabdian Pertamina terhadap negara.
(Baca Juga: Ternyata Ada 1.000 Kecamatan di Indonesia yang Belum Punya SPBU, Bagaimana Solusinya?)
Pertamina ingin memastikan ketersediaan, kemudahan, hingga keterjangkauan harga untuk BBM di kalangan masyarakt daerah terpencil.
“Kami tak hanya memikirkan hal yang bersifat komersial. Yang paling penting, energi BBM dapat tersalurkan ke seluruh negeri,” ujar Fajriyah beberapa waktu yang lalu.
Fajriyah mengaku bahwa tidak mudah dalam mewujudkan pembangunan SPBU di wilayah 3T.
Ada beberapa rintangan seperti keterbatasan infrastruktur penunjang, minimnya akses moda transportasi, hingga konflik sosial di wilayah terkait.
Sekadar informasi, mulai tahun 2016 hingga bulan Oktober ini, Pertamina telah berhasil membangun SPBU sebanyak 161 titik di wilayah 3T.
“Belum ada perincian target SPBU satu harga untuk tahun depan. Tapi kami siap jika ditugaskan kembali,” jelasnya.
(Baca Juga: Setelah Sistem Cashless Diterapkan di SPBU Pontianak, Begini Suara Konsumen)
Selain itu, cara lain yang dilakukan Pertamina untuk menjamin pasokan BBM di wilayah 3T adalah dengan program One Village, One Outlet.
Program itu merupakan ketersediaan SPBU mini yang tidak hanya menyediakan BBM, melainkan juga usaha servis kendaraan.
Menurut Fajriyah, program ini tidak hanya ditujukan untuk wilayah 3T, tetapi daerah pedesaan di Idonesia secara keseluruhan.
Nantinya, masyarakat sekitar juga bisa berpartisipasi untuk mengelola program ini.
“Keberadaan program One Village, One Outlet cukup penting karena Indonesia punya lebih dari 70.000 desa,” imbuhnya.