GridOto.com - Sejumlah SPBU di daerah Jabodetabek mengalami kelangkaan bahan bakar Premium beberapa waktu belakangan ini.
Sebenarnya, penggunaan bahan bakar bersubsidi tersebut memang sudah tak relevan untuk mobil-mobil modern yang menuntut bahan bakar dengan oktan atau RON 92.
Karena mesin kompresi tinggi, penggunaan Premium justru memiliki dampak yang negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Tentunya mobil akan mengalami gejala ngelitik, tarikan mobil terasa berat, dan konsumsi bahan bakar juga semakin boros," ungkap Totok Trilaksono, Kepala Bengkel Auto2000 Rajabasa, Lampung.
Ketiga gejala tersebut terjadi akibat adanya detonasi karena Premium terbakar lebih cepat sebelum TMA (titik mati atas) pada mobil berkompresi tinggi.
(Baca Juga: Rasio Kompresi Mesin Dan Anjuran Oktan BBM, Hubungannya Apa Sih?)
Ketika mobil sudah ngelitik parah, Totok pun mengungkapkan bahwa pembersihan kerak pada mesin menjadi solusi utama.
"Bisa pakai cairan kimia dulu, tapi kalau mau bersih ya harus bongkar cylinder head. Itu bisa memakan dana sampai Rp 3 - 4 jutaan" ujarnya.
Selain itu, filter bensin dan busi menjadi komponen lain yang cepat mengalami keausan.
"Karena itu, untuk menghindari masalah-masalah tersebut. Gunakan bahan bakar sesuai dengan anjuran pabrikan. Kalau memang mobil tua ya bisa pakai Premium, mobil lebih baru ya pakai Pertalite atau Pertamax," sebut pria pehobi motor trail ini.
Jangan sampai niat menghemat pengeluaran dengan membeli bensin murah, justru harus dibayar kerusakan komponen yang lebih mahal ya.