GridOto.com - Davide Munoz akan jadi pengganti Silvano Galbusera sebagai kepala mekanik Valentino Rossi di MotoGP 2020 mendatang.
Siapakah Davide Munoz? Kenapa banyak yang meragukan kesuksesannya nanti bersama tim Valentino Rossi di Yamaha? Yuk kita kenal lebih dalam.
Rossi sendiri tidak menampik bahwa orang pilihannya itu masih minim pengalaman di MotoGP.
Tapi ada alasan kuat kenapa pembalap sekelas Rossi mau mekanik yang baru berusia 41 tahun itu.
(Baca Juga: Tim Scuderia Toro Rosso F1 Akan Ganti Nama di F1 2020)
"Dia memang tidak punya pengalaman di MotoGP, tapi dia masih muda dan punya ide-ide bagus, aku kenal dekat dengannya," kata Valentino Rossi mengungkap alasannya memakai Davide Munoz, seperti dilansir GridOto.com dari Speedweek.com.
"Aku selalu memantau Sky Racing Team VR46 dengan sangat dekat. Aku suka gaya kalemnya dan bagaimana dia mengatasi masalah," tegasnya.
Sebenarnya, tidak 100% benar jika Munoz dianggap kurang berpengalaman di kelas utama.
Munoz punya pengalaman banyak di MotoGP, meski bukan sebagai kepala mekanik.
Tahun pertamanya di ajang ini adalah di tahun 1997, bersama tim Pons Honda.
"Saat itu, Carlos Checa dan Alberto Puig adalah pembalapnya, itulah awal karirku sebagai mekanik di sini," kata pria asal Catalunya ini.
"Setelah itu aku dengan Derbi selama 4 tahun dan bergabung di kelas 250 cc dengan Toni Elias ketika dia di Aprilia bersama Aspar. Lalu saat Toni ke Honda aku bersamanya. Ketika dia ke kelas MotoGP di 2005, aku bertahan di kelas 250 cc, aku bersama Honda selama bertahun-tahun, bersama tim-nya Puig," tegasnya.
(Baca Juga: Kematian Pembalap Jadi Alasan MotoGP Jepang Pindah dari Suzuka ke Motegi)
Saat di Derbi, Munoz juga bekerja bersama Jorge Lorenzo di 2002 saat juara dunia 5 kali tersebut memulai debutnya di ajang balap GP.
"Tahun pertamaku sebagai kepala mekanik ada bersama Raffaele De Rosa di kelas 250 cc (2009), itu adalah tahun debut pertama De Rosa di kelas 250 cc dan dia langsung jadi rookie of the year," ungkap Munoz.
Dan di 2018, Munoz berhasil membawa Francesco Bagnaia, murid Valentino Rossi, menjadi juara Moto2.
Francesco Bagnaia sendiri sangat mendukung pilihan The Doctor.
"Yang bisa kubilang, dia (Rossi) tidak akan punya keputusan lebih baik dari itu," kata Bagnaia.
"Aku sangat bagus bersama David, kami memenangkan banyak hal tahun lalu. Di akhir musim, aku tidak bisa bilang apapun kepadanya. Dia tahu semua yang harus dilakukan dengan motor," imbuhnya.
"Dia juga sangat bagus dalam hubungan dengan orang lain, dia tahu bagaimana mengatasi orang. Dan dia akan jadi kepala mekanik hebat, dia pantas berada di sana tahun depan," tegasnya.