Sistem 2-1 di Jalur Puncak Mulai Diterapkan Bulan Oktober, Polisi Minta Pengendara Lakukan Hal Ini

M. Adam Samudra - Senin, 7 Oktober 2019 | 11:57 WIB

Ilustrasi kepadatan arus Jalur Puncak (M. Adam Samudra - )

GridOto.com - Satlantas Polres Bogor bersama Pemda Kabupaten Bogor dan BPTJ Kemenhub kembali mencari alternatif solusi penanganan kemacetan di jalur Puncak, Bogor. 

Untuk itu pihaknya bersama instasi terkait melakukan sistem 2-1 di jalur Puncak.

"Diharapkan dapat memberikan solusi alternatif penanganan jalur puncak yang sudah selama 30-an tahun berlangsung setiap Sabtu dan Minggu," kata Kasat Lantas Polres Bogor AKP Fadli, Senin (7/10/2019).

Penelitian dan pemantauan sudah dilaksanakan sejak beberapa bulan ke belakang dan melibatkan banyak pihak.

(Baca Juga: Kerap Bikin Macet! Satlantas Polres Bogor Punya Cara Baru Urai Kemacetan di Jalur Puncak)

Sistem ini sendiri secara singkat dijelaskan yaitu dengan cari membagi jalan menjadi 3 lajur.

Di pagi hari, karena arus cenderung lebih ramai ke atas/ke Puncak maka 2 lajur digunakan untuk naik ke atas Puncak dan 1 lajur ke bawah arah Jakarta.

Sebaliknya di siang hari 2 lajur ke bawah arah Jakarta dan 1 lajur arah Puncak.

Panjang jalan program 2-1 ini hanya dari pos lantas Gadog, Ciawi hingga persimpangan Taman Safari, setelahnya normal 2 lajur 2 arah.

Fadli menilai, beberapa hambatan memang ada, yaitu adanya titik crossing seperti di Mega Mendung, Pasar Cisarua, Cipayung dan beberapa persimpangan lainnya.

Kendala lain adalah lebar jalan yang tidak homogen dari Gadog hingga simpang safari, ada beberapa titik yang masih sempit yang hanya cukup dilalui 2 kendaraan.

(Baca Juga: Kerap Macet, BPTJ Terapkan Sistem MRLL di Jalur Puncak, Apa Itu?)

Selain itu ada kendala juga masalah mindset masyarakat yang selama ini terpaku dengan one way, dan berbondong-bondong melakukan perjalanan di pagi hari untuk naik ke Puncak dan siang hari turun ke arah Jakarta. 

“Dengan adanya program 2-1 ini, tidak ada lagi pembatasan jam naik maupun turun, sehingga masyarakat yang hendak mengakses jalur puncak diharapkan agar tidak memusatkan pergerakannya di pagi hari untuk naik, tapi bisa setiap saat mengakses jalur tersebut," bebernya.

"Apabila warga masih berbondong-bondong berangkat di pagi hari, maka akan terjadi penumpukan dan antrean yang panjang untuk naik ke atas," ujar Fadli.

"Saya tegaskan sekali lagi, agar bisa membagi perjalanannya dari pagi sampai dengan malam hari, menyesuaikan dengan kebutuhan real masing-masing warga,” tegasnya.

Ia menambahkan, untuk beberapa titik yang mengalami penyempitan, dalam rapat sudah dibahas untuk segera di perlebar sehingga bisa dibagi menjadi 3 lajur.

"Dinas PUPR baik daerah maupun pusat sudah mengamini,” tambah Fadli.