Sangar! Kemenperin Temukan Cara Sulap Sampah Plastik Jadi BBM!

Gayuh Satriyo Wibowo - Jumat, 27 September 2019 | 14:05 WIB

Ilustrasi bahan bakar minyak pengganti solar (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) yang merupakan salah satu unit dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) temukan terobosan baru.

Hasil riset mereka berakhir dengan menemukan cara mengubah polietilena (kantong plastik) menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang hampir setara dengan solar.

Riset yang mereka lakukan ini sendiri telah berjalan kurang lebih 10 tahun sejak 2009 lalu.

Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan riset mereka menunjukkan ada cara utuk mengubah limbah plastik menjadi senyawa yang lebih  bermanfaat.

(Baca Juga: Antrean Panjang Isi Premium dan Solar Terjadi di SPBU Aceh Barat Daya, Ada Apa Ya?)

Pengubahan dari sampah plasti menjadi bahan bakar tersebut mereka lakukan dengan proses pirolis.

“Pada proses pirolisis, limbah plastik akan diubah menjadi fasa cair dan fasa gas serta residu berupa padatan. Gas yang tidak terkondensasi juga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar,” ujar Ngakan di Jakarta, Kamis (26/9).

Kementerian Perindustrian
Ngakan Timur Antara, Kepala BPPI Kemenperin

Dengan proses pirorilis tersebut nantinya akan menghasilkan crude oil hasil dari proses tersebut.

Tak hanya itu, dari proses tersebut juga menghasilkan gas yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar gas (BBG).

(Baca Juga: Pengendalian Polusi Udara di Jakarta, Pemerintah Masih Ambigu dengan Premium dan Solar)

Kepala BBKK Wiwik Pudjiastuti menambahkan, hasil proses pirorilis yang berbentuk crude oil ini merupakan senyawa yang sangat mirip dengan salah satu bahan bakar yang sering digunakan mesin diesel.

"Produk yang dihasilkan oleh alat pirolisis hasil rekayasa BBKK ini memiliki karakteristik setara solar dan setara pelarut yang merupakan hasil uji dari Lemigas,” ungkapnya.

Produk hasil olahan Kemenperin ini juga telah di uji dilaboratorium yang mana mirip dengan pelarut buatan PT Pertamina yang sesuai dengan Euro4.

Jenis pelarut tersebut yaitu Pertasol (10%), Minasol (10%), dan Low Aromatic White Spirites (30%) serta solar (40%) dengan cetane number sebesar ± 60.

 

(Baca Juga: Pemkot Bekasi Pusing, Mau Tekan Polusi Udara atau Potensi Pajak Kendaraan Bermotor?)

Kemenperin berharap dengan adanya penemuan ini dapat membantu menanggulangi masalah sampah plastik di Indonesia.

Dengan hasil temuan Kemenperin ini juga dapat menjadi opsi bahan bakar untuk kendaraan diesel.

Tak hanya itu, dengan metode pengurangan limbah sampah ini dapat mengurangi nilai polusi hasil dari pemusnahan limbah plastik yang selama ini dibakar dengan memanfaatkannya menjadi bahan bakar minya dan gas.