GridOto.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump bertemu dengan Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang membahas hubungan antar kedua negara pada Rabu (25/9).
Salah satu yang menjadi topik pembicaraan adalah dari segi otomotif, yakni pasar ekspor impor kendaraan bermotor diantara kedua negara.
Dari pertemuan dua pemimpin negara tersebut ditanda tanganilah perjanjian dagang dari kedua belah pihak.
Meskipun dari pertemuan tersebut tidak ada kesepakatan hitam di atas putih mengenai ekspor mobil Jepang ke pasar otomotif Amerika.
(Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Regulasi Kendaraan Listrik Segera Disahkan, Sudah Disepakati Seluruh Menteri Terkait)
Walau begitu, Shinzo Abe dilansir dari Reuters.com mengatakan pihaknya telah mendapat jaminan dari Trump tentang hal tersebut.
Abe berujar bahwa AS nantinya mengenakan tarif keamanan nasional bagian 232 yang sebelumnya mengancam arus impor mobil Jepang ke AS.
"Kepada Presiden Trump, saya sendiri telah dengan tegas mengkonfirmasi bahwa tidak ada lagi tarif tambahan yang akan dikenakan," kata Abe dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters.com Kamis (26/9).
Abe juga menambahkan dengan berlakunya perjanjian dagang tersebut ekonomi dari kedua belah pihak akan semakin tumbuh dan berkembang.
(Baca Juga: Belajar Dari Pengalaman di Amerika, Sri Mulyani Sebut Indonesia Perlu Edukasi Kendaraan Listrik)
Sebelumnya Trump merasakan kecemasan terhadap pasar otomotif mereka.
Pasalnya, otomotif sendiri adalah sumber terbesar dari kesepakatan perdagangan AS dengan Jepang yang bernilai $ 67 miliar atau setara Rp 949,2 triliun (Kurs $1= Rp 14,168).
Namun Trump merasa para automaker mereka tidak menikmati hasil yang sama ke pasar Jepang.
Merek Jepang sendiri mengekspor 1,7 juta unit mboil per tahun.
(Baca Juga: Ups, Pengimpor Helm Shoei Tanpa SNI Dikategorikan Pedagang Barang Ilegal)
Angka tersebut mengambil angka penjualan produk otomotif di Amerika Serikat sekitar 10 persen.
Dengan adanya pakta persetujuan dari keduanya, maka ekspor mobil Jepang yang sebelumnya terancam terkena bea tambahan hingga 2,5 persen akan dihilangkan.
Selain itu, ancaman adanya pembatasan kuota impor mobil Jepang di Amerika pun juga tak ada.
Dengan adanya kesepakatan dari kedua belah pihak tersebut, nantinya nama Toyota, Honda, Nissan, Mazda, dan merek-merek automaker Jepang lainnya akan semakin deras melenggang menyerbu pasar otomotif Amerika.
(Baca Juga: Bisnis Oli Pasca Perpres Mobil Listrik? Ini Kata Pedagang Oli)
Sebagai tambahan dalam perjanjian dagang tersebut ditandatangani kesepakatan tentang dipangkasnya tarif barang pertanian AS, peralatan mesin Jepang, dan produk-produk lain.
Pada tahap pertama nantinya Jepang akan membuka pasar mereka untuk produk-produk Amerika.
Lalu memangkas tarif dari Jepang akan barang hasil pertanian Amerika yang masuk ke negaranya.