GridOto.com - Minyak rem merupakan fluida hidraulis yang berfungsi untuk meneruskan tekanan dari pedal di dalam kabin sampai ke kaliper rem.
Minyak rem memiliki kode standar DOT (Department of Transportation) yang biasanya dilengkapi dengan angka di belakangnya.
Contohnya minyak rem DOT 3, DOT 4, atau DOT 5.
“Angka tersebut melambangkan kemampuan minyak rem dalam menghadapi suhu operasi yang lebih ekstrem,” tutur Hermanto Tri Wibowo, Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Timur.
Tak hanya spesifikasi yang berbeda, kandungan di dalam minyak rem pun ada dua jenisnya.
(Baca Juga: Jenis-jenis Rem Cakram, Ternyata yang Bolong-bolong Ada Fungsinya)
Yaitu glycolbased yang mengandung mineral oil, glycol ester dan ethers, serta beberapa ada juga yang menggunakan synthetic oil.
Yang kedua adalah silicone based yang sesuai namanya, menggunakan silicone sebagai bahan utama.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, tapi minyak rem dengan kandungan glycol yang paling umum digunakan.
"Glycol based punya kemampuan hidroskopik yang dapat menangkap air dan tetap bisa bekerja. Selain itu minyak rem jenis ini memiliki kemampuan lubrikasi yang baik," terang Hermanto.
Sedangkan silicone based tidak memiliki kemampuan tersebut, namun dapat mencegah korosi terhadap komponen-komponen rem.
(Baca Juga: Sistem Pengereman Truk Minim Risiko Blong, Kenapa Masih Kerap Terjadi?)
Sehingga minyak rem jenis tersebut umum digunakan oleh mobil tua atau klasik.
Sebagai informasi, minyak rem DOT 3 memiliki titik didih maksimal 205 derajat celcius.
Sementara DOT 4 titik didihnya bisa mencapai 230 derajat celcius dan digunakan oleh mobil-mobil premium.
Sedangkan DOT 5, bisa mencapai 270 derajat celcius.
“Jangan karena DOT 5 punya titik didih tertinggi lalu asal pakai ke mobil. Karena yang terpenting adalah suhu kerja rem yang optimal. Untuk mobil sehari-hari tentu punya sudah punya spesifikasi yang sesuai di buku manual,” tutup Hermanto.