GridOto.com -Anda mungkin sering mendengar istilah engine mounting pada mobil.
Namun, tahukah Anda fungsi penting komponen ini pada mobil?
Secara alamiah, mesin, sasis dan bodi mobil akan menerima getaran yang berasal dari gaya mekanis dari berbagai komponen bergerak seperti piston, kopel, girboks, dan lain sebagainya.
Di situlah mounting bekerja, mereduksi getaran tersebut agar mobil dapat lebih nyaman, hening, dan layak dikendarai.
Selain meredam getaran, mounting juga berfungsi menjaga komponen tetap menempel pada sasis dan menghindari kerusakan pada akibat entakan komponen bergerak tersebut.
(Baca Juga: Menguak Rahasia Terdalam Sasis TNGA di Toyota Corolla Altis Terbaru)
Sesuai namanya, engine mounting dapat diartikan dudukan mesin atau tempat untuk menaruh mesin di sasis mobil.
Tugasnya tentu untuk meredam getaran yang ditimbulkan mesin agar tidak tersalur ke bodi atau sasis mobil.
"Tanpa engine mounting, mobil akan bergetar hebat saat mesin dipacu. Tak hanya itu, mounting juga menjaga agar mesin tetap di posisinya dan tidak menabrak komponen lain," ungkap Hermanto Tri Wibowo, Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Timur.
Posisi engine mounting ini tergantung dari produsen dalam merancang mobil.
Sebab mesin dapat ditempatkan di depan, kolong, tengah atau belakang, tergantung kebutuhan dan desain mobil secara keseluruhan.
(Baca Juga: Berapa Lama Usia Engine Mounting? Segini Interval Penggantiannya)
Namun, titik penempatan engine mounting biasanya diletakkan menempel pada sasis.
Ini penting agar bobot mesin dapat ditopang dengan kuat.
Selain itu, semakin banyak engine mounting dipasang oleh produsen mobil, tentu mesin akan lebih kuat ditopang sasis, tapi getaran yang ditimbulkan akan lebih terasa.
Sesuai fungsinya sebagai peredam getaran sekaligus penopang mesin, umumnya produsen mobil menggunakan karet sebagai bahan dasar engine mounting.
Sifat elastis karet sangat diperlukan agar getaran mesin dapat teredam dengan baik.
(Baca Juga: Kenali Tanda Engine Mounting Mobil Minta Ganti Baru, Begini Deteksinya)
Namun, bagi kendaraan sport, di mana membutuhkan tingkat kepresisian getaran untuk menjaga stabilitas mobil saat di tikungan, membuat beberapa produsen menggunakan polyurethane.
Ini karena material tersebut masih memiliki elastisitas tapi lebih kaku ketimbang karet.
Sehingga gerakan mesin saat berakselerasi atau deselerasi tidak terlalu besar dan tidak menimbulkan gaya inersia berbeda saat menekan-melepas pedal gas di tikungan.
Kondisi inilah yang membuat kestabilan mobil tidak terganggu.
"Tentu bahan polyurethane kurang cocok digunakan pada mobil yang digunakan sehari-hari. Karena NVH (Noise Vibration Harshness) yang tinggi. Selain tidak nyaman juga dapat memicu fatigue (kelelahan) terhadap pengemudi," tutup Hermanto.