Penciptanya Sebut Secara Blak-blakan Kekurangan Esemka Bima!

Gayuh Satriyo Wibowo - Jumat, 13 September 2019 | 07:00 WIB

Mobil Esemka Bima 1.1, punya beberapa kekurangan (Gayuh Satriyo Wibowo - )

GridOto.com - Esemka Bima membawa format mobil niaga beberapa waktu lalu diperkenalkan oleh pembuatnya, PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka).

Peresmiannya pun dihadiri oleh orang nomor satu di Tanah Air, Presiden Joko Widodo yang sejak menjadi Walikota Solo beliau mendukung penuh lahirnya mobil dengan merek dalam negeri.

Mengingat sejarah tersebut tentu tak luput dari pemrakarsa adanya ide tersebut.

Salah satunya adalah Dwi Budhi Martono, seorang guru dari SMK Negeri 2 Surakarta.

(Baca Juga: Salah Satu Inisiator Esemka Ungkap Tujuan Awal Pembuatan Mobil Esemka!)

Pria yang akrab disapa Totok ini memang salah satu punggawa dalam lahirnya nama Esemka sebagai mobil yang digadang-gadang dapat lahir dari 'rahim' bumi pertiwi.

Dan hasilnya adalah lahirnya mobil Esemka Bima 1.1 yang menjadi generasi pertama dari mobil pikap ini.

Mengaku kepada GridOto, Totok sudah menggunakan mobil Esemka Bima 1.1 ini selama 6 tahun lamanya.

"Odometernya saja sudah sampai 300 ribu kilometer lebih," ujarnya Kamis (12/9) di SMK Negeri 2 Surakarta.

(Baca Juga: Penggunaan Komponen Lokal Mobil Esemka Masih 60 Persen, Kalah Dari Merek Jepang)

Penasaran dengan mobil buatan merek dalam negeri ini, GridOto pun menanyakan apa sih kelemahan dari Esemka Bima 1.1.

Totok pun menyebutkan yang bisa jadi kelebihan namun juga kekurangan dari Esemka Bima itu sendiri.

Dimensi dari Esemka Bima ini terbilang cukup panjang dan juga lebar jika dibanding pikap lain.

Benefitnya, Esemka Bima mampu membawa volume besar dan lebih aman tanpa mengganggu pengendara lain.

Gayuh/GridOto
Esemka Bima 1.1, generasi pertama dari Esemka Bima

(Baca Juga: Inisiator Esemka Bima Ungkap Kekuatan Mobilnya, Diuji di Jalan Menanjak Bawa Beban 500 Kg Tidak Ada Masalah)

Namun dengan adanya dimensi yang besar membuat sopir dari mobil pikap pada umumnya tidak terbiasa dengan ukuran baknya yang besar.

Lalu kekurangan yang lain yakni berkurangnya power dari mobil ketika AC menyala walaupun dingin.

"AC-nya itu dingin, cuma karena mesin 1.100 cc kalau dibebani AC terasa sekali," ujarnya.

Totok sendiri beranggapan sebenarnya mobil pikap adanya fitur AC kurang terlalu dibutuhkan.

(Baca Juga: Kisah Sukiat Pencetus Mobil Esemka Sebelum Jaya, Pernah Jadi Tukang Tambal Ban)

Karena untuk mobil sekelas niaga lebih utama power mobil dibanding dengan fasilitas seperti ini.

"Pak tani ke sawah bawa pikap pakai AC, biar dingin," candanya kepada GridOto.